BERTUAHPOS.COM — Pemerintah Arab Saudi mengancam akan meninggalkan Amerika Serikat (AS) dan berpotensi menjalin hubungan bisnis dengan China terkait persenjataan. Hal itu bisa terjadi jika Arab Saudi gagal memperoleh peralatan militer Amerika Serikat (AS), Riyadh akan mengejarnya di tempat lain.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud dalam sesi wawancara dengan CNN, Nic Robertson. Wawancara ini dilakukan beberapa jam setelah Presiden AS Joe Biden meninggalkan Arab Saudi.
Menurut Menlu Saudi, negaranya melihat Amerika Serikat sebagai mitra kunci dalam pembelian pertahanan Kerajaan. Dia mengatakan bahwa jika negaranya gagal mendapatkan senjata AS, maka akan mencari pemasok alternatif.
Ketika ditanya Nic Robertson dari CNN apakah Arab Saudi tidak akan membeli sistem pertahanan rudal dari China, Pangeran Faisal bin Farhan menjelaskan, “Kami akan membeli sistem pertahanan rudal, atau senjata pertahanan apa pun, dari mana kami dapat menemukan solusi terbaik untuk kebutuhan kami.”
“Kami selalu mencari yang terbaik untuk kami … apa yang sesuai dengan kebutuhan teknologi kami, tetapi kami tidak akan membuat diri kami eksklusif untuk satu pemasok atau yang lain karena ini tidak masuk akal secara komersial,” tutur dia.
Kunjungan Presiden Amerika ke Arab Saudi, di mana dia menghadiri KTT Keamanan dan Pembangunan Jeddah, adalah yang pertama sejak Biden menjabat pada tahun 2021. Para pemimpin dan perwakilan dari negara-negara Teluk Arab lainnya, termasuk Mesir, Yordania, dan Irak juga menghadiri KTT tersebut.
Konflik Saudi-Iran yang berlangsung lama telah menjadi motif utama di balik upaya Riyadh mengejar rudal balistik dari pemasok selain Amerika Serikat, terutama setelah Amerika Serikat mengurangi penjualan senjatanya ke Kerajaan.***