BERTUAHPOS.COM — Inflasi di China menunjukkan peningkatan yang lebih tinggi dari perkiraan, memberikan harapan akan pemulihan permintaan domestik yang selama ini membebani pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
Menurut laporan Biro Statistik Nasional yang dirilis pada hari Jumat, indeks harga konsumen (CPI) naik 0,5% pada Juli dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini lebih tinggi dibandingkan kenaikan 0,2% pada Juni dan perkiraan median sebesar 0,3% dalam survei yang dilakukan Bloomberg terhadap para ekonom.
Sementara itu, harga di tingkat pabrik terus mengalami deflasi, dengan indeks harga produsen (PPI) turun 0,8% dari tahun sebelumnya. Para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg sebelumnya memperkirakan penurunan sebesar 0,9% setelah penurunan 0,8% pada Juni.
China, sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia, tengah menghadapi periode deflasi terpanjang sejak 1999. Melemahnya konsumsi dan rendahnya permintaan investasi telah memicu perang harga yang intens di berbagai sektor.
Hal ini berdampak pada penurunan harga secara menyeluruh dalam perekonomian, yang pada akhirnya menghambat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) nominal, menggerus keuntungan perusahaan, dan meningkatkan kecenderungan konsumen untuk menunda pembelian karena ekspektasi harga yang terus menurun.
Pemulihan permintaan domestik menjadi semakin krusial, terutama setelah ekspor, yang sebelumnya menjadi salah satu titik terang ekonomi China tahun ini, mengalami perlambatan tak terduga pada Juli. Kondisi ini mengancam target pertumbuhan ekonomi sebesar 5% yang dicanangkan oleh Beijing untuk tahun ini.
Dalam pertemuan baru-baru ini, Politbiro Partai Komunis China, sebagai badan pengambil keputusan tertinggi, berjanji untuk memprioritaskan peningkatan belanja konsumen sebagai fokus kebijakan.
Pemerintah juga telah meluncurkan rencana aksi dengan 20 langkah untuk mendorong pengeluaran di sektor jasa, meskipun insentif finansial untuk meningkatkan permintaan domestik masih terbatas.***