BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Jenderal Sudirman dikenal sebagai seorang yang anti penjajah Belanda. Kala Yogyakarta diduduki Belanda saat Agresi Militer II, Jenderal Sudirman memilih bergerilya meskipun dalam keadaan sakit dan harus ditandu.
Dikutip dari Wikipedia, Sudirman lahor di Purbalingga pada 24 Januari 1916. Masa kecilnya banyak dihabiskan di Cilacap, dan sempat mengikuti sekolah guru (Kweekschool) Muhammadiyah di Surakarta, walau tak tamat karena kekurangan biaya.
Tahun 1936, Sudirman kembali ke Cilacap, dan sempat mengajar di sebuah sekolah Muhammadiyah. Karena giat dan selalu semangat, Sudirman kemudian diangkat menjadi kepala sekolah. Selain itu, Sudirman juga aktif dalam gerakan Pemuda Muhammadiyah.
Awal tahun 1944, saat penjajahan Jepang, Sudirman diminta bergabung bersama PETA (Pembela Tanah Air). Sudirman kemudian mendapatkan pelatihan militer dari Jepang di Bogor, Jawa Barat. Sudirman diangkat menjadi komandan (daidanco). Dia kemudian ditempatkan si Banyumas.
Setelah proklamasi kemerdekaan, Sudirman dan beberapa rekannya bekas PETA mendirikan Badan Keamanan Rakyat (BKR) Banyumas. Kemudian, BKR menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan karir militer Sudirman terus meningkat hingga menjadi kolonel.
Pada 12 November 1945, dalam pertemuan TKR, Sudirman ditunjuk menjadi Panglima TKR. Saat itu, umurnya baru 29 tahun. Karena ditunjuk menjadi panglima, pangkat Sudirman langsung naik menjadi Jenderal.
Posisi panglima dijabat Sudirman hingga kematiannya pada 29 Januari 1950. Jenderal Sudirman meninggal dunia akibat penyakit TBC yang dideritanya. (bpc2)