BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Menurut Redaktur Senior di Harian Warta Kota Willy Pramudya mengatakan ‘Munir, Sosok yang Paradoks’.
Kalimat ini menjadi judul sebuah prolog untuk buku: Cak Munir: Engkau Tidak Pernah Pergi (2004). Untuk diketahui, Aktivitas HAM Munir lahir pada tanggal 8 Desember 1965.
Dia mengatakan kepergian Munir — sebagai pejuang HAM — mengejutkan banyak orang, shock secara manusiawi.
Bahkan sebagian besar dari mereka yang terkejut dengan kabar kematian Munir, adalah mereka yang tidak pernah bersentuhan langsung dengan sepak terjangnya.
“Munir adalah ‘jenis manusia’ yang berada di wilayah yang begitu luas, yakni lintas bidang kehidupan yang dijalani manusia sekaligus ruang yang luas itu sendiri. Ketika bicara tentang HAM dan militer(-isme), Munir tak hanya produk wacana (descourse). Dia mem-produk wacana sekaligus sebagai aksi dan refleksi,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, hal yang menarik dari Munir, di tengah kehidupan yang menyeret banyak orang ke dalam keyakinan bahwa uang, kekuasaan dan kenikmatan hidup menjadi begitu penting.
Munir tampil menjadi sosok yang menempuh cara hidup via negativa, terus menerus ‘mengingkari dirinya’ sendiri dengan cara hidup yang sangat bersahaja.
“Kalau ketiga perkara itu acap jadi ukuran (kalangan elit) manusia Indonesia kontemporer, maka Munir adalah ‘barang langka’. Dengan kekayaan hidup luar biasa, dia tetap tampil dengan gaya hidup bersahaja,” ungkap Willy. (bpc2)