BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — menurut https://en.wikipedia.org/wiki/Stroke Stroke adalah ondisi medis akibat buruknya aliran darah ke otak sehingga terjadi kematian sel. Sebuah penelitian tahun 1950 mengetahui penyebab utama mengapa seseorang bisa terserang stroke. Dalam penelitian ini mengemukakan bahwa penderita stroke cenderung hadir bersamaan dengan penyerta.
“Pengidap hipertensi resiko stroke-nya 7 kali, jika penderita diabet 6 kali, jika dia penderita jantung maka 5 kali, kemudian asam urat dan kolesterol itu 4 kali,” kata dokter Kobal Sangaji spesialis rehab medic di Rumah Sakit Awal Bross Sudirman Pekanbaru pada Bertuahpos, Aguastus 2020 lalu.
“Bayangkan kalau penyakit yang diderita komplikasi”, tambah dokter jebolan kedokteran Universitas Airlangga ini.
Menurutnya serangan stroke ada dua macam. Kata Kobal, ada stroke sumbatan dan stroke karena pendarahan (hemoragik) di otak. Stroke Sumbatan karena tersumbatnya aliran darah ke otak.
penderita Stroke hemoragik, kondisi pecahnya salah satu arteri dalam otak yang memicu pendarahan di sekitar organ sehingga aliran darah pada sebagian otak berkurang.
“Biasanya bekerja terlampau aktif akibatnya langsung lemes. Kalau sumbatan efeknya pelan-pelan,” tambah Kobal.
Kata Kobal lagi sebenarnya 6 bulan sebelum itu tubuh sudah memberikan tanda-tanda, namanya TIA (transient ischemic attack). Seperti tiba-tiba lupa bacaan solat, tiba-tiba memegang benda jatuh, “Kalau tidak diatasi cepat, maka 6 bulan lagi menjadi konflik,” kata dokter asli Surabaya ini.
Peran Rehabilitasi Medic
Menurut Kobal, rehabilitasi medik adalah cabang kedokteran, memperbaiki gangguan fungsi tubuh. Ada tiga, pertama rehabilitasi fisik. “Contoh ada orang yang gak bisa jalan, atau akibat kecelakaan kita rehabilitasi,” tambahnya.
Kedua, rehabilitasi bicara. Atau juga menumbuhkan kemampuan baru. “Contoh anak-anak dengan kebutuhan khusus (ABK), kita latih bisa bicara,” yakinnya.
Namun demikian, untuk penyembuhan penderita stroke ini kata dia lagi haruslah tim. “Ini kan ada timnya, seperti keluarga besar. Mulai dari dokter spesialis rehab medic, teman-teman fisioterapis untuk terapi gerak, kemudian ada terapi wicara (speech therapy), akibat ganguguan bicara atau tak bisa menelan,” jelasnya.
Ketiga rehab opukasi. Itu membantu pasien yang memiliki keterbatasan fisik, mental dan kognitif. Seperti menyisir rambut, menggosok, dan sebagainya. Bahkan, rehab okupsi bisa melatih seorang professor masih boleh menguji lagi atau tidak, itu tugas kami.
“Dan, kalau sudah stroke, optomatis ada surat rekomendasinya baik kemmpuan kognitif, adjustment, dan berhitung, Contoh jika professor tadi berhitung menyelesaikan soal, kita tentu menswich tangan mana yang kena stroke,” yakin Kobal. (bpc5)