BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Meski cabai menjadi komoditi yang beri andil besar terhadap inflasi, bukan berarti tak ada jenis komoditi lain yang juga rawan memicu inflasi di Riau. Sebab itu, Gubernur Riau Syamsuar meminta pihak terkait untuk tetap waspada atas potensi kenaikan harga komoditi bahan pokok lain, dalam rangka pengendalian inflasi daerah.
Sebagaimana diketahui, Riau termasuk dalam 5 besar nasional daerah penyumbang inflasi tertinggi. Hal ini disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu. Gubernur Syamsuar, juga termasuk salah satu kepala daerah yang mendapat peringatan dari Presiden terkait hal ini.
Adapun selain cabai, komoditi lainnya yang perlu diwaspadai mengalami kenaikan harga, seperti bawang, daging ayam ras, telur, beras dan sejenisnya. Belum lama ini, Kepala Disperindagkop UKM Provinsi Riau menyatakan ada kenaikan harga telur ayam ras—khususnya di Pekanbaru—walau tidak begitu signifikan.
Syamsuar menyebut, untuk komoditi beras di beberapa daerah di Riau, kata dia, terpantau sudah mengalami kenaikan. Namun, dia tidak merincikan daerah mana saja yang kini mengalami kenaikan harga beras.
“Selain cabai, hal lain juga harus jadi perhatian kita semua, misalnya bawang, daging ayam, termasuk telur, beras di beberapa daerah beras ini sudah naik,” kata Gubri, Sabtu, 3 September 2022.
Dia meminta kepada pihak terkait untuk selalu awas terhadap potensi kenaikan harga terhadap komoditas lain—selain cabai. Sikap ini dianggap perlu agar Riau lebih siap dalam hal mengendalikan inflasi daerah.
“Beberapa daerah, seperti Sumatera Barat (Sumbar) inflasinya tinggi karena cabai. Sekarang sudah beralih ke beras (maksudnya, beras juga memberi andil inflasi tinggi di Sumbar). Lalu di Jawa Timur (Surabaya) inflasi tertinggi bukan dari sektor bahan pangan, tapi biaya kuliah atau sektor pendidikan,” tuturnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat sepanjang Juli 2022, Riau kembali mengalami inflasi sebesar 0,83%, seiring dengan meningkatnya indeks harga konsumen (IHK) 113,37 poin.
Dengan demikian, inflasi Riau secara tahun kalender (Januari-Juli) 2022 sebesar 6,17% dan inflasi tahunke Tahun (Juli 2021–Juli 2022) sebesar 7,04%. dari 3 kota yang masuk dalam penghitungan IHK di Provinsi Riau, semua kota mengalami inflasi.
Adapun inflasi tertinggi terjadi Kota Tembilahan sebesar 0,91%. Lalu disusul Kota Pekanbaru sebesar 0,88% dan Dumai 0,57%. Hal ini lah yang menempatkan Riau pada posisi ke-5 dari 5 provinsi di Indonesia penyumbang inflasi tertinggi.
Namun, pada Agustus 2022, Riau mengalami deflasi. BPS Provinsi Riau mencatat, selama Agustus 2022 Riau mengalami deflasi sebesar 1,23%, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 111,97 poin.
Dengan demikian, inflasi di Riau secara tahun kalender atau sepanjang Januari hingga Agustus 2022 sebesar 4,86% dan inflasi Tahun Ke Tahun (Agustus 2021-Agustus 2022) sebesar 5,84%.
Tercatat dari dari 3 kota IHK di Provinsi Riau, semua kota mengalami deflasi yaitu, Kota Pekanbaru sebesar 1,24%, Kota Dumai sebesar 1,05% dan Kota Tembilahan sebesar 1,56%.
“Mudah-mudahan kita bisa mengendalikan inflasi, karena kemarin itu melalui pemerintah, baik Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia diharapkan kita bisa menurunkan, di bawah lima persen,” sebutnya.***