BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Mitos itu hal yang lumrah bagi masyarakat Indonesia. Tidak hanya dalam lingkaran gaib, soal investasi saham juga di-mitos-kan.
Beberapa hal tentang investasi saham yang sejak dulu dikenal oleh masyarakat awam, juga masih berkembang hingga kini. Kita mungkin sudah sering mendengar istilah, “Saham sama dengan judi.” Atau mungkin, “Beli saham perlu modal besar.” Dan masih banyak lagi yang lainnya.
Merangkum dari berbagai sumber, beberapa persepsi tentang saham itu adalah mitos. Kita lihat bagaimana fakta yang sesungguhnya.
Mitos: Saham Sama dengan Judi – Faktanya pergerakan harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat diprediksi, salah satunya adalah kinerja dari perusahaan tersebut (emiten).
Selain itu, untuk mengetahui perusahaan mana yang berkinerja baik, investor bukan sembarang menebak, tapi perlu melakukan analisis.
Pada investasi saham ada dua macam analisis yang dasar digunakan. Adalah analisis fundamental dan teknikal.
MUI melalui fatwa No.40/DSN-MUI/X/2002 tentang Pasar Modal menyatakan bahwa saham adalah produk surat berharga dengan kepemilikan akad yang jelas. Maka terbantahlah kalau saham itu judi.
Mitos: Investasi Saham Butuh Modal Besar – Faktanya Rp100.000 sudah bisa berinvestasi. Harga satu lembar saham sangat bervariasi sesuai dengan nilai perusahaan tersebut. Dengan menggunakan valuasi, kita bisa mengetahui saham mana yang murah atau mahal.
Kalau kita tidak punya cukup dana untuk membeli saham-saham harga mahal, maka kita bisa berinvestasi dulu di saham dengan harga murah.
Untuk membeli saham terdapat satuannya yaitu lot, dahulu memang 1 lot berisi 500 lembar saham tapi kini mengalami pengurangan di mana 1 lot sama dengan 100 lembar saham.
Dengan pengurangan jumlah lembar saham dalam satu lot, maka membuat investasi saham jadi lebih terjangkau. Modal dana relatif tidak terlalu besar.
Hal yang perlu diingat adalah, berinvestasi di saham tidak hanya butuh uang yang banyak, tapi perlu pengetahuan dan keahlian (skills) yang banyak. Modali dulu pengetahuan, sambil jalan asahlah kemampuan.
Mitos: Investasi Saham itu Sulit – Faktanya, orang yang baru saja terjun sebagai investor pemula sudah bisa langsung transaksi, kok.
Apabila kita sudah membekali diri dengan pengetahuan yang luas tentang dua jenis analisis saham [fundamental dan teknikal], investasi saham menjadi mudah.
Analisis fundamental adalah untuk menentukan apakah kinerja perusahaan tersebut baik atau buruk, sementara analisis teknikal adalah untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk eksekusi.
Kunci utama dalam berinvestasi saham adalah dengan memahami seluk beluk perusahaan yang kita tuju.
Coba kenali perusahaan yang sahamnya mau kita beli, misalnya melalui berita-berita di media massa.
Hal ini sudah menjadi salah satu langkah dalam menganalisis fundamental perusahaan. Jika sudah kenal bisnis dan kinerja dari perusahaan yang kita tuju, waktunya untuk mengenal kapan waktu yang tepat untuk beli dan jualnya dengan menggunakan analisis teknikal.
Mitos: Saham adalah Investasi Bodong – Faktanya ada banyak orang kaya raya karena mereka berinvestasi di saham.
Investasi saham dilakukan melalui perantara yaitu perusahaan efek, seperti Mandiri Sekuritas, dimana perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Adanya lembaga hukum yang jelas mendukung investasi ini membuat saham bukan termasuk investasi bodong.
Dengan adanya lembaga hukum yang jelas, maka berbagai potensi kecurangan, penipuan, atau manipulasi yang bisa merugikan investor akan ditekan seminimal mungkin.
Sebagai investor memang harus selalu berhati-hati. Pilih perusahaan efek sekuritas yang terpercaya dengan melihat track record atau kekuatan keuangannya selama ini dan bisnisnya, serta lembaga-lembaga lain yang mendukungnya yang telah terdaftar dan diawasi oleh OJK.
“Sederhananya begini, sebelum berinvestasi pastikan legal, dan logis,” kata Kepala OJK Riau Yusri, dalam sebuah diskusi bersama Bertuahpos.com, beberapa wakutu lalu.
Penting bagi kita sebagai investor untuk memastikan uang yang akan kita investasikan benar-benar dikelola oleh perusahaan legal. Lalu perhatikan imbal hasil yang ditawarkan.
Jika keuntungannya 20%, 30%, sampai 50% dalam waktu sekejap, “Logis nggak,” ujar Yusri. Untuk menjadi kaya itu memang tidak mudah, tapi juga tidak sulit asal kita membekali diri dengan pengetahuan dan skill.
Mungkin masih banyak lagi mitos-mitos lain tentang investasi saham yang belum pernah kita dengar. Namun terlepas dari semua itu, akan menjadi apa kita di masa depan [dari sisi financial] tergantung dari keputusan kita saat ini.
Sadar atau tidak, kita tak pernah ragu untuk mengeluarkan uang ratusan ribu rupiah hanya untuk duduk ngopi, membeli kebutuhan dapur dan pakaian, bahkan untuk membeli rokok. Lantas kenapa kita ragu untuk membeli saham di perusahan yang memproduksi itu? Silahkan tentukan pilihan Anda.
(bpc2)