BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Plt Gubernur Riau, Edy Natar, mengaku khawatir dengan tingginya mahasiswi di Riau yang Terjerat Pinjaman Online (Pinjol) dan judi online. Menurutnya, hal ini harus menjadi perhatian provinsi dan pihak terkait, dalam hal meningkatkan edukasi dan literasi keuangan di lingkungan kampus.
Dia menekankan, perlu ada langkah konkret untuk mengatasi masalah tersebut, terlebih masalah ini berpotensi menggerus kualitas SDM Riau di kalangan anak muda yang telah dibangun pemerintah.
Edy juga mencermati perlunya ada komunikasi intensif yang perlu terbangun dari berbagai sektor, agar upaya penanganan dan pencegahan dapat berjalan efektif.
“Kami sadar perlunya membangun komunikasi intensif dengan lembaga terkait, termasuk pihak kampus, untuk penanganan serta memberikan edukasi literasi keuangan,” katanya.
Selain itu informasi yang sulit didapatkan menjadi alasan untuk membangun komunikasi yang lebih intensif, sehingga langkah-langkah konkret dapat diambil.
Edy menekankan, bahwa Pinjol dan judi online menjadi ancaman serius bagi generasi muda Riau. Dia menegaskan, pentingnya melindungi pembangunan sumber daya manusia berkualitas dari ancaman Pinjol dan Judi online, di tengah upaya Pemprov memajukan sektor pendidikan.
Menurut hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh Lembaga Riau Research Center (R2C) mengungkap realitas pahit yang dihadapi oleh mahasiswa di Pekanbaru.
Jajak pendapat ini melibatkan responden sebanyak 974 orang dari mahasiswa dari Universitas Riau, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Politeknik Caltex Riau dan Universitas Islam Riau.
Dari 974 responden yang terlibat, 92 persen mengungkapkan bahwa biaya kuliah mereka sepenuhnya ditanggung oleh orang tua atau keluarga. Tak hanya itu, survey menunjukkan bahwa beban hidup di Pekanbaru semakin berat dengan naiknya harga barang.
Sebanyak 52 persen responden menyatakan telah melihat teman akrab terjerumus dalam judi online, sementara 22 persen mengetahui ada yang terjerat pinjaman online. “Kedua perilaku ini dianggap destruktif dan mengancam masa depan anak muda,” kata Ketua R2C, Adlin Sambuaga.***