BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Pasca banjir merendam sebagian area perkebunan di Riau, para petani karet diminta untuk selalu waspada terhadap serangan Jamur Akar Putih (JAP). JAP biasanya acap kali menghantui petani karet pasca banjir, dan akan membunuh tanaman karet.Â
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHBun) Provinsi Riau, Ferry. HC mengatakan, sampai kini belum ditemukan pengendalian khusus secara kimia untuk mengatasi masalah serangan JAP pada pohon karet.Â
Hal ini diungkapkannya kepada bertuahpos.com, Kamis, 20 Desember 2018 di Pekanbaru. Dia menjelaskan, selama ini upaya yang bisa dilakukan yakni melakukan pengendalian hayati, yakni dengan menggunakan jamur yang bisa menghambat perkembangbiakkan JAP di akar karet.Â
“Kebersihan lingkungan (sanitasi) di area perkebunan karet di Riau perlu diperbaiki pasca banjir yang melanda sebagian besar wilayah perkebunan di Provinsi Riau,” katanya.Â
Dia menambahkan, setelah banjir surut, petani kebun karet di Riau diminta untuk tidak melakukan pembongkaran tanaman karetnya sebelum cuaca betul-betul baik. Sebab, jika dilakukan pada saat musim curah hujan tinggi, justru akan memicu percepatan pertumbuhan JAP dan sangat rentan terhadap kerusakan kebun.Â
JAP memang masih menjadi ‘hantu’ yang menakutkan bagi petani ataupun industri perkebunan karet dalam skala besar. Jamur ini menyerang bagian akar sehingga membuat akar pohon karet busuk. Efek serangannya tidak hanya merusak bahkan membunuh tanaman karet.Â
Jika akar tanaman karet dibuka, maka pada permukaan akan tampak seperti benang warna putih kekuning-kuningan dengan tekstur pipih, persis seperti akar rambut. Jamur ini akan menempel sangat kuat pada akar dan tidak mudah dilepaskan.Â
Bahayanya lagi serangan JAP bisa menular ke tanaman lain. Bahkan jamur ini mampu bertahan dalam waktu lama di dalam tanah yang sudah dia tumbuhi. “Setelah banjir surut, kami akan turunkan tim ke lapangan untuk pendampingan kepada petani mengatasi serangan JAP,” kata Ferry. HC. (bpc3)