BERTUAHPOS.COM — Orias Petrus Moedak dicecar oleh Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Demokrat Muhammad Nasir terkait utang perusahaan. Nasir yang tidak mengerti dengan penjelasan Orias tentang utang perusahaan lalu merasa geram.
Ada dua utang besar yang diterbitkan Inalum dari global bond. Pertama, USD4 miliar yang diterbitkan tahun lalu untuk pembelian 51% saham PT Freeport Indonesia.
Perusahaan lalu menerbitkan kembali global bond senilai USD2,5 miliar atau setara dengan Rp35 triliun (kurs dolar Rp14.000) belum lama ini untuk refinancing kedua utang perusahaan yang jatuh tempo pada 2021 senilai USD1 miliar dan 2023 sebesar USD500 juta.
Nasir mengaku penjelasan tersebut tak ada dalam materi yang dibagikan Inalum ke seluruh anggota pada rapat hari ini, Selasa 30 Juni 2020. Lalu kemudian Nasir meminta Orias sampaikan secara rinci soal utang perusahaan.
“Yang saya khawatirkan 3 perusahaan — PT Bukit Asam, PT Antam, dan PT Timah — untuk nopang utang ini? Karena holding. Maka itu saya minta data detailnya mana?” kata Nasir kepada Orias, seperti dikutip dari Kumparan.
Orias lalu menjawab, “Nanti akan disampaikan datanya”. Meski begitu, Orias sudah menjelaskan kondisi utang perusahaan di awal paparan tadi, sebelum Nasir mencecar.
Nasir tidak terima penjelasan Orias lalu meminta dia keluar ruangan. Sambil menggebrak meja rapat, Nasir menyebut, “Bapak bagus keluar, nggak ada gunanya di sini. Anda bukan buat main-main di DPR. Anda bukan buat main-main di sini. Anda itu nggak lengkap bahannya. Enak betul Anda di sini. Siapa yang naruh Anda di sini?” lanjut Nasir marah-marah.
Dia mengklaim cemas dengan 3 BUMN di dalam holding tambang, harus memikul beban utang besar perusahaan dan bisa bangkrut. Sebab, dari penjelasan Orias, tenor utang PTFI bervariasi hingga 30 tahun ke depan.
Nasir minta pada pimpinan rapat Alex Noerdin agar Orias tak lagi diundang. Kata dia DPRD akan surati Menteri BUMN Erick Thohir agar Orias dicopot.
Kronologi
Saat awal rapat dibuka, Nasir mengajak debat Orias Petrus Moedak karena mempertanyakan kejelasan utang Inalum. Sebenarnya Orias ingin jelaskan materi paparan sesuai agenda dalam undangan Komisi VII DPR — kinerja BUMN tambang dan kontribusinya selama masa pandemi. Termasuk penjelasan proyeksi pendapatan pemerintah sebelum dan sesudah akuisisi 51% saham Freeport.
Namun, beberapa anggota dewan — Ramson Siagiaan (Gerindra), Muhammad Nasir (Demokrat) dan Eddy Soeparno (PAN) — bertanya jawab dengan interaktif kepada Orias soal utang yang diterbitkan Inalum. Ternyata, cuma Nasir yang mengajak debat.
Nasir tetap mencecar Orias dengan menanyakan, “Jika perusahaan tidak sanggup bayar, apalagi utang ini besar dan tanpa ada jaminan. Orias menegaskan, “Kami optimistis bisa melunasi utang ini dengan melihat kondisi keuangan.”
Dia menambahkan sejauh ini investor pun masih percaya dengan Inalum karena itu mereka mau memberikan utangnya ke perusahaan.
“Kita nggak paham Pak, dari mana orang yang nggak pakai jaminan bisa dapat pinjaman?” tanya Nasir.
“Itu yang memang selalu saya kerjakan Pak, kita pinjam nggak pakai jaminan, Pak. Jadi ini penerbitan biasa di pasar modal dan itu terjadi di Jakarta,” kata Orias. (bpc2)