BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Layanan listrik PLN di perumahan sudah banyak yang beralih menggunakan sistem token listrik pra bayar. Sistem yang mirip dengan penggunaan pulsa telepon seluler ini diklaim lebih efisien. Namun anggota DPRD Kota Pekanbaru Muhammad Navis memiliki pandangan lain.
“Masyarakat mempertanyakan biaya yang harus ditanggung saat menggunakan token listrik pra bayar. Karena sering kali justru terjadi pembengkakan biaya,” ujar Navis beberapa hari yang lalu kepada bertuahpos.com.
Menurutnya, pemakaian token jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan listrik pasca bayar. Dirinya mencontohkan pelanggan yang menggunakan daya 2200 watt untuk pasca bayar cukup membayar Rp 500-600 ribu/bulan. Namun setelah mereka beralih ke sistem token, naik menjadi Rp 800ribu hingga Rp 1 juta/bulan
“Ini menjadi pemborosan bagi konsumen, apalagi dengan terjadi kenaikan tarif dasar PLN. Ini akan semakin membebankan masyarakat. Masyarakat yang memasang daya 900-1300 watt itu sudah memakai pulsa, namun pulsanya tetap aja terkuras,” tegasnya.
Navis menambahkan, sistem ini bagi PLN memang efisien. Tapi bagi masyarakat yang memakai token, jadi tidak efisien dan cenderung boros. “Di sini ada kebohongan publik. Makanya sejauh mana akan kita pantau terusn bahkan saat nanti tidak menjadi dewan pun akan kita pantau,” ujarnya. (iqbal)