BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Gabungan Perusahan Kelapa Sawit (Gapki) Riau meminta kepada masyarakat, jangan terlalu berharap dengan kenaikan harga Tandan Buah Segar atau TBS sawit di Provinsi Riau beberapa waktu belakangan ini.
Sekretaris Gapki Riau, Ketut Sukarwa, mengatakan kenaikan harga TBS sawit di Riau beberapa waktu belakangan sifatnya tidak permanen. Hal itu disebabkan masih terkendala karena suplai produksi yang lagi turun.
“Sebetulnya harga sawit ini kalau saya lihat, kenaikannya tidak permanenlah. Kebetulan saat ini pasokan bahan baku perusahaan memang lagi turun. Itu penyebab harga sawit memang lagi naik,” katanya kepada bertuahpos.com, Minggu (27/03/2016).
Ketut mengatakan, kenaikan harga tandan buah segar (TBS) buah sawit itu diprediksi, kemungkinan besar tidak terlalu lama. Selain itu, suplai bahan baku perusahaan yang turun disebabkan faktor kemarau menjelang akhir tahun sebelumnya.
Produksi perusahan sawit di Riau di awal tahun 2016 ini mengalami penuruhan sampai 30 persen. Sementara kekeringan yang terjadi dibeberapa daerah, para pengusaha sawit di Riau masih percaya dengan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisikan (BMKG). “Kita juga akan alami kekeringan sebentar lagi,” sambungnya.
Pihak perusahaan kelapa sawit di Riau, memang tidak punya teknologi khusus mengatisipasi pertukaran musim cuaca. Dengan demikian, maka bisa dipastikan pula tingkat produksi perusahaan juga akan turun.
Namun demikian di sisi lain, perusahaan akan melakukan antisipasi ancaman kebakaran lahan di wilayah perkebunan perusahaan masing-masing. “Itu yang sekarang sedang kita antisipasi,” ujar Ketut.
Dia mengakui bahwa persoalan kebakaran lahan di Riau memang sangat memberi pengaruh terhadap tingkat produksi perusahaan. Atas dasar itu pula, menjaga stabilitas produksi perusahaan dianggap penting bagi perusahaan untuk dijaga.
Sementara itu terkait soal infrastruktur di Riau, Gapki ingin ada kerjasama yang signifikan dengan pihak Pemerintah Provinsi Riau. Dengan kata lain sudah menjadi tanggungjawab pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur, di beberapa perkebunan masyarakat, agar tidak mengalami kesulitan saat ingin menjual buah sawit ke perusahaan.
“Pemerintah memang tidak menuntut perusahaan untuk memperbaiki infrastruktur seperti jalan itu, tapi memang kami yang mengharapkan infrastruktur itu diperbaiki. Terutama di daerah-daerah tertentu atau disentral-sentral produksi,” sabungnya.
Penulis: Melba