BERTUAHPOS.COM — Event Bele Kampung di Desa Buluh Cina, Kecamatan Kampar Kiri, Kampar, Riau, resmi dibuka mulai hari ini, Senin, 1 April 2024. Adapun acara ini, akan berlangsung selama tiga hari ke depan hingga Rabu, 3 April 2024.
Untuk diketahui, program Bele Kampung yang diusulkan oleh Yayasan Begawai Riau Independen lulus dan menjadi bagian dari program pendayagunaan ruang publik Dana Indonesia Kemendikbud Ristek Tahun 2023, yang direalisasikan di tahun 2024.
Secara konsep, Bele Kampung merupakan sebuah event yang mengakomodir berbagai kegiatan tradisional asli Riau, dikolaborasikan dengan edukasi bagaimana melestarikan, menjaga, dan mempertahankan berbagai tradisi dan alam di kampung halaman.
Tujuh masyarakat adat di Riau turut serta dalam kegiatan ini, dan akan terlibat dalam penampilan tradisi serta permainan rakyat yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Bele Kampung di Desa Buluh Cina selama tiga hari ke depan.
“Sore ini, kegiatan Bele Kampung di Desa Buluh Cina sudah di mulai dengan acara sarasehan, diskusi berantai tentang cinta budaya dan lingkungan atas kepedulian yang telah mengakar secara turun temurun, dan bersebati dengan semangat semangat cinta alam, salah satunya menanam pohon secara berkelanjutan,” kata Ketua Yayasan Begawai Riau Independen, Benie Riaw, saat konferensi pers Senin sore, 1 April 2024.
Pria yang akrab disapa Babe itu menjelaskan, pada dasarnya even Bele Kampung dilatarbelakangi oleh semangat dan cinta kampung halaman yang direpresentasikan dalam berbagai rangkaian kegiatan tradisional yang memang melekat dengan kampung halaman.
“Selama ini kita merasa punya tanah. Setiap orang selalu ingin pulang kampung, tapi kita tak benar-benar tahu apa esensi dari kampung halaman itu. Makanya kami menghadirkan berbagai kegiatan tradisional di sini sehingga esensi dari kampung halaman itu lebih mengena,” tuturnya.
Menurutnya, jika dipahami secara tekstual, Bele Kampung adalah ritual yang menjadi tradisi orang Melayu di Riau, dan sudah ada sejak nenek moyang dulu.
Dulunya, kegiatan Bele Kampung dilakukan untuk membersihkan kampung dari hal gaib maupun nyata, agar terhindar dari segala bencana, marabahaya, wabah penyakit, dengan mengharapkan limpahan rezeki kepada seluruh warga yang menghuni kampung tersebut.
“Kami harap kegiatan ini dapat menginspirasi masyarakat untuk kegiatan Bele Kampung selanjutnya,” kata Babe.
Adapun beberapa isu strategis yang diangkat dari kegiatan Bele Kampung ini, yakni; perubahan iklim atau pemanasan global atau bencana ekologis, isu terkait Karhutla dan deforestasi hutan, abrasi dan rehabilitas zona mangrove, kearifan lokal komunitas adat di Provinsi Riau, pencemaran lingkungan dari sampah domestik, berubahnya orientasi pemanfaatan hutan adat, dan meningkatkan kesadaran ekologis lewat integrasi kurikulum pendidikan.
Menurut Art Director Event Bele Kampung, Fachrozi Amri, secara teknis dimulai tanggal 1-3 April 2024, akan dilaksanakan pameran seni tradisional.
“Pameran ini menampilkan potensi yang ada di masing-masing komunitas adat, seperti; kerajinan tangan, makanan khas, pakaian adat, lomba memasak, lomba permainan rakyat dan lain-lain,” jelasnya.
Untuk jenis perlombaan permainan rakyat, meliputi; permainan gasing, guli atau kelereng, congklak, sengki dan lain-lain.
Lalu, pada tanggal 1-2 April 2024, akan dilaksanakan sarasehan dan coaching clinic, mengulas tentang tradisional masyarakat adat hingga pengembangan sumber daya manusia.
Sedangkan pada 3 April 2024, akan digelar konser seni pertunjukan kolaborasi tradisi dan kontemporer, di antaranya; sastra, musik, tari, teater hingga seni rupa.
“Para penampil adalah mereka yang mewakili masyarakat adat, seperti dari Suku Anak Rawa, Suku Sakai, Suku Talang Mamak, dan lain-lain. Ada 7 suku masyarakat adat yang terlibat dalam acara Bele Kampung ini,” tuturnya.
Fachrozi menyebut, walau serangkain kegiatan tersebut merupakan kegiatan tradisional, namun tetap disuguhkan menyesuaikan dengan tren kekinian, dan akan ditayangkan secara langsung secara live streaming.
Terbukti, event Bele Kampung mendapat respon sangat positif dari warga setempat dan mereka juga akan terlibat langsung dalam kegiatan ini. Menurut Kepala Desa Buluh Cina, Azrianto, event ini menjadi satu-satunya kegiatan hiburan bagi masyarakat setelah tiga bulan desa ini dilanda banjir.
“Oleh sebab itu, kami mohon maaf kalau fasilitas yang kami sediakan tidak seutuhnya enak dipandang mata. Sebelumnya kami sudah bermusyawarah dan antusias warga sangat tinggi. Atas nama pemerintah dan warga desa kami menyambut baik acara Bele Kampung ini,” katanya.
Atas dasar itu, kata Azrianto, memang tak butuh waktu lama untuk menyatukan persepsi masyarakat. “Persiapan kami dari desa memang tak banyak dan tak lama. Paling seminggu dan desa kami siap menjadi tuan rumah acara Bele Kampung,” jelasnya.
Menurutnya, kegiatan ini akan memberikan dampak positif ke Desa Buluh Cina yang sudah ditetapkan sebagai desa wisata di Kampar, Riau. Kegiatan ini tentunya menjadi pemicu bagi wisatawan luar daerah dan diharapkan akan memberikan dampak positif terhadap kondisi ekonomi masyarakat.
“Bahkan, sampai sekarang, di Desa Buluh Cina ini masih menjadikan Bele Kampung sebagai salah satu adat dan tradisi, yang hingga kini masih dipertahankan,” tuturnya.***