BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Ruas tol Pekanbaru – Dumai (Permai) disambangi tim penilai tol berkelanjutan. Pertemuan internal itu digelar di kantor Tol Permai secara tertutup, Kamis, 3 November 2022.
“Tugas kami melihat sejauh mana ruas tol di seluruh Indonesia apakah punya nilai ekonomi sosial budaya dan sisi lingkungannya kepada masyarakat. Termasuk bagaimana Tol Pekanbaru – Dumai terkait 3 aspek tadi,” kata Sudirman sebagai Tenaga Ahli Menteri PUPR/Narasumber Tata Lingkungan, Kamis, 3 November 2022.
Dia menambahkan, komitmen ruas tol Pekanbaru – Dumai terhadap 3 aspek tersebut perlu dilakukan penilaian, sehingga nantinya akan berdampak terhadap sosial budaya, ekonomi, dan lingkungannya.
“Sebagaimana sudah 3 tahun berjalan, kalau jalan tol di sini kita bandingkan dengan tol di Jawa pasti kalah. Makanya, kami mengusulkan untuk jalan tol baru yang umurnya kurang dari 5 tahun, punya komitmen meningkatkan kinerja lingkungan nggak. Itu yang mau kita lihat,” tuturnya.
Upaya ini, kata dia, merupakan bentuk untuk menjaga semangat dalam pengelolaan tol agar tetap memberikan dampak terhadap lingkungan sekitarnya terutama dalam 3 aspek tadi.
Adapun tim penilai tol berkelanjutan yang telah menyambang di ruas Tol Permai berjumlah 9 orang. Selain Ir. Sudirman, M.M sebagai Tenaga Ahli Menteri PUPR/Narasumber Tata Lingkungan, Tulus Abadi, SH selaku Ketua YLKI sebagai narasumber mewakili masyarakat).
Lalu ada Ir. Yuana Sutyowati, M.M selaku Purna Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha-Kementerian Koperasi dan UMKM sebagai narasumber pengelolaan UMKM, dan Ranto P Rajagukguk, ST,MT selaku BPJT-Tim Sekretariat JTB sebagai narasumber manajemen pengoperasian jalan tol dan rest area.
Tim ini juga didampingi Tim Pusat Analisa Kebijakan Kementerian PUPR, Tim Pusat Data dan Informasi Kementerian PUPR, Tim Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR, Tim Ditjen Bina Marga – Kementerian PUPR dan Tim BPJT Kementerian PUPR.
Branch Manager Tol Pekanbaru – Dumai da Tol Pekanbaru Bangkinang, AAG Indrayana mengungkapkan, pihaknya akan tetap melakukan upaya perbaikan sesuai dengan kriteria yang diinginkan sebagaimana telah dijelaskan oleh tim penilai.
“Kalau dibandingkan dengan jalan tol yang ada di jawa, ya kita harus ‘berlari’ kencang ya. Sudah pasti kita jauh ketinggalan, karena kita baru 2 tahun dan ini jalan tahun ketiga,” tuturnya.***