BERTUAHPOS — Luas tanaman padi di Provinsi Riau per April 2025 tembus di angka 22.969 hektare, meningkat hingga 20,8% atau sekitar 3.999 hektare, jika dibandingkan dengan periode sama pada tahun 2024, yakni hanya 19.014 hektare.
Pemprov Riau mengklaim kondisi ini sebuah pertanda baik bagi daerah, terutama dalam upaya percepatan realisasi program swasembada pangan sebagaimana dicanangkan pemerintah pusat.
Menurut data dari Kementerian Pertanian dan LTT WAG Nasional 2025 merinci bahwa realisasi bulanan LTT Riau mencakup 5.988 hektare pada Januari, 8.544 hektare di Februari, dan 4.866 hektare pada Maret. Meski Maret menunjukkan sedikit penurunan dibanding tahun lalu, akumulasi LTT selama triwulan pertama tetap menunjukkan tren positif, melampaui capaian 2024 sebesar 778 hektare.
Dari total capaian, mayoritas merupakan LTT reguler dengan luas 19.652 hektare, disusul program optimalisasi lahan (Oplah) seluas 3.281 hektare, dan padi gogo seluas 35 hektare.
Peningkatan ini berlangsung secara bertahap sejak awal tahun, dengan lonjakan signifikan tercatat pada Januari (26,92%), Februari (19,76%), dan Maret (4,18%). Pertumbuhan paling tajam terjadi pada pertengahan April dengan peningkatan 20,8%.
Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) menjadi penyumbang LTT terbesar, mencapai 10.149 hektare selama tiga bulan pertama 2025. Diikuti oleh Kabupaten Siak (3.027 hektare) dan Kabupaten Kampar (2.158 hektare).
Adapun peningkatan ini, tak lepas dari penerapan teknologi pertanian yang konsisten dilakukan selama dua dekade terakhir. Mulai dari penyediaan benih unggul, bantuan pupuk, pengairan, hingga pengendalian hama secara terpadu dan program penyuluhan yang masif.
“Ini hasil kolaborasi lintas sektor,” kata Plt Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau, M Job Kurniawan di Pekanbaru. “Sinergi antara pemerintah daerah, TNI/Polri sebagai pendamping lapangan, serta dukungan teknis dan sarana dari pusat dan daerah, menjadi kunci kesuksesan ini,” katanya.
Riau juga merujuk pada Keputusan Menteri ATR/BPN 2024 sebagai dasar perencanaan tanam, dengan total luas baku sawah (LBS) sebesar 59.181 hektare. Kontribusi terbesar berasal dari Kabupaten Rokan Hilir (13.548 hektare), Inhil (16.539 hektare), dan Pelalawan (6.521 hektare).
“Selama enam tahun terakhir, Rokan Hilir mencatat produktivitas tertinggi, rata-rata 4,47 ton per hektare. Semoga tren peningkatan LTT ini terus berlanjut dan mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan di Riau,” katanya.***