BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Sektor konstruksi diperkiraan akan menguasai kredit perbankan pada triwulan kedua tahun 2023.
Berdasarkan hasil survei Bank Indonesia, ada indikasi penyaluran kredit baru yang meningkat.
Hal ini terlihat dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru 94,0 persen.
Secara sektoral, perkiraan pertumbuhan penyaluran kredit baru terutama terjadi pada sektor konstruksi (SBT 82,2 persen).
Lalu, diikuti oleh sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan (SBT 79,5 persen), dan industri pengolahan (SBT 77,9 persen).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resminya mengungkapkan, pertumbuhan kredit baru terjadi pada hampir seluruh jenis kredit.
Kecuali kredit investasi yang sedikit lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya.
Pada triwulan ketiga tahun 2023, penyaluran kredit baru diprakirakan tetap terjaga tumbuh positif, terindikasi dari SBT prakiraan penyaluran kredit baru sebesar 86,3%.
“Standar penyaluran kredit pada triwulan III 2023 diprakirakan sedikit lebih ketat dibandingkan periode sebelumnya,” ujarnya dilansir dari CNBC Indonesia.
Hal ini terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) positif sebesar 0,1%.
Kebijakan penyaluran kredit diprakirakan lebih ketat, antara lain pada suku bunga kredit dan premi kredit berisiko.
Hasil survei juga menunjukkan responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit ke depan.
Responden memprakirakan pertumbuhan kredit untuk keseluruhan tahun 2023 sebesar 10,9 persen (yoy), tumbuh positif meski tidak setinggi realisasi pertumbuhan kredit pada 2022 sebesar 11,4 persen (yoy).
“Optimisme tersebut antara lain didorong oleh prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan serta relatif terjaganya risiko penyaluran kredit,” ujarnya.
Sementara itu, Bank Indonesia melaporkan pertumbuhan kredit perbankan per Mei 2023 kembali berakselerasi.
Menjelang akhir kuartal II/2023 penyaluran dana dari bank tumbuh 9,39 persen secara tahunan (yoy).
Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya, yakni 8,08 persen yoy.
Bila dirinci, perbankan syariah membukukan pertumbuhan pembiayaan lebih tinggi dari industri, yakni 19,5 persen yoy.
Satu pendorongnya adalah segmen UMKM yang naik 7,61 persen yoy dengan realisasi kredit usaha rakyat (KUR) senilai Rp 80,25 triliun.
BI juga melaporkan kondisi likuiditas perbankan sangat mendukung untuk ekspansi kredit.
Per Mei 2023 rasio alat likuid per dana pihak ketiga (AL/DPK) pada posisi 27,52 persen. Sebagai informasi batas bawah AL/DPK adalah 10%.
Selain itu, bank juga tercatat memiliki rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 25,54 persen.
Angka ini jauh di atas batas bawah yang ditetapkan regulator sebesar 10 persen.***