Petani sawit di Riau masih dianggap belum sejahtera. Kondisi ini sangat kontras dengan sumbangan Riau terhadap devisa negara di sektor eksport sawit yang sangat besar.
BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Gubernur Riau Syamsuar berpendapat, sudah seharusnya para petani sawit di Riau hidup sejahtera. Namun kondisi saat ini belum menunjukkan hal itu, sehingga menurunnya, kesejahteraan petani sawit di Provinsi Riau perlu diperhatikan lagi.
Hal ini disampaikan Syamsuar saat menghadiri Bimtek UMKM Bangun Industri Koperasi Rakyat Sejahtera (Bikopra) Aspekpir Indonesia di Hotel Mutiara Merdeka, Senin, 21 November 2022. “Sudah seharusnya yang petani sawit ini sejahtera,” katanya.
Syamsuar menyebut, Provinsi Riau menjadi penyumbang besar terhadap devisa negara di ekspor sawit Indonesia. Kondisi ini seharusnya berjalan lurus dengan tingkat kesejahteraan petani sawit di daerah.
“Penyumbang devisa Negara dari ekspor saja, Riau 34% untuk Nasional, itu angka yang besar. Saya pikir ini kurang adil, harusnya ini seimbang. Besar sumbangan Riau, ada juga yang kembali ke Riau khususnya untuk petani,” tuturnya.
Selain itu, Syamsuar juga menyorot bagaimana perhatian terhadap kondisi infrastruktur sebagai penunjang menunjang kegiatan perkebunan kelapa sawit. Terutama jalan-jalan di sekitar lingkungan perkebunan sudah selayaknya dibantu.
“Jadi seimbang. Kita nyumbang ke negara tapi ada juga kembali ke daerah sehingga bisa dinikmati oleh rakyat kita semua,” ucapnya.
Dia kemudian menyinggung Aspekpir yang seharusnya memiliki Pabrik Kelapa Sawit (PKS) disokong oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
“Harapan saya Aspekpir ini memiliki PKS, baru top, dibiayai oleh BPDPKS. Pengusaha saja bisa dibantu melalui dana ini, masa orang kecil tidak bisa. Kalau kita kaya, sama – sama kaya. Jangan nanti petaninya miskin, pengusaha kaya,” ujarnya.***