BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Hari menjelang dinihari, Kamis 16 Desember 2021. Arnawita bangun dari tidur, dan menunaikan kewajiban shalat subuh.
Setelah memasak dan beres-beres rumah, Arnawita segera mengenakan seragam, dan bersiap pergi ke sekolah. Dia merupakan seorang guru di SD 015 Pebaun Hilir, Kuantan Singingi.
Tak lupa, Arnawita juga mengenakan masker, dan membawa hand sanitizer bersama dirinya.
“Jadi guru di sekolah, khususnya tingkat SD, memang agak was-was di tengah pandemi ini. Kalau guru tak hati-hati menjaga protokol kesehatan, bisa kita yang menularkan ke anak didik,” kata Arnawita, atau biasa dipanggil Buk Ana oleh rekan kerjanya ini kepada bertuahpos.com.
Di sekolah, Ana bertanggung jawab atau menjadi wali kelas 6. Selama di lingkungan sekolah, keamanan dan kesehatan siswa adalah tanggungjawabnya.
Ana mengatakan memang tidak mudah melakukan sekolah tatap muka di masa pandemi Covid-19 ini. Tantangan terbesar adalah menjaga anak didik agar tetap sehat dan memastikan mereka tak tertular Covid-19.
Hal itu, kata dia, bisa dimulai dengan pribadi guru di sekolah. Guru sudah harus divaksin, dan selalu menerapkan prokes.
“Saya dan guru-guru lain sudah mendapatkan dua dosis vaksin,” kata dia.
Tantangan lain adalah menjaga interaksi siswa. Tidak mudah untuk meyakinkan atau meminta anak didik menjaga prokes. Apalagi, mereka sedang dalam masa keinginan bermain bersama teman-temannya sangat kuat.
“Maka, kami guru-guru selalu mengingatkan. Awas, jangan terlalu dekat. Ayo, maskernya dipakai,” tambah dia.
Salah satu cara lain untuk menjaga kesehatan siswa, tambah Ana, adalah dengan membatasi interaksi anak dengan dunia luar sekolah. Dengan demikian, dengan siapa anak didik berinteraksi selalu terpantau.
“Walaupun ini hanya bisa kita lakukan di jam sekolah. Di luar sekolah, kita hanya bisa mengimbau saja,” kata dia.
Ana bersyukur, selama pandemi ini, belum ada penyebaran Covid-19 di sekolahnya.
“Dan semoga tidak ada klaster di sekolah kami,” tutup dia. (bpc4)