BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Transformasi digital di dunia perbankan tak sebatas untuk tujuan memudahkan dalam mengelola keuangan. Hal tersebut terbukti juga memberi kemudahan kepada masyarakat/nasabah untuk beramal. Bagaimana tidak, kini, kotak amal digital itu sudah ada di BSI Mobile, yang memungkinkan kita bisa berwakaf hanya dengan sekali klik. Kemudahan ini telah dirasakan manfaatnya oleh nasabah PT. Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI).
“Setelah bermigrasi ke BSI saya disarankan untuk mengaktifkan BSI Mobile. Saya otak – atik, ternyata ada banyak fitur yang bisa menunjang keseharian kita dalam melakukan transaksi. Salah satunya yang paling saya suka fitur Berbagi – Ziswaf. Yang sering infak dan wakaf, sih,” tutur Herneti (29), salah seorang nasabah BSI yang berdomisili di Sukamaju, Pekanbaru, saat berbincang dengan Bertuahpos.com, Jumat, 30 Juli 2021.
Berbagi – Ziswaf adalah salah satu fitur di Aplikasi BSI Mobile, bertujuan untuk memudahkan nasabah melakukan kegiatan amal dan sosial. Fitur ini seperti ‘kotak amal digital’ yang dihadirkan dalam smartphone sehingga memungkinkan nasabah untuk berzakat, infaq, wakaf, berdonasi di lembaga sosial, hingga membayar fidyah, dan semuanya bisa dilakukan hanya dengan sekali klik. Sangat mudah, bukan!.
Selain itu, melalui aplikasi ini, nasabah juga dapat mengetahui secara jelas pihak mana yang akan mengelola dana – dana tersebut. BSI bekerjasama dengan berbagai lembaga nazir, seperti Badan Wakaf Indonesia (BWI), BSM Umat-CWLS Aceh, BSM Umat-Wakaf Uang Berkah Umat, hingga Badan Wakaf Indonesia-Kemenag RI untuk mengukir lembaran baru tentang ekonomi syariah di negara dengan mayoritas penduduk Muslim ini.
Tidak hanya itu, nasabah BSI juga bisa mewakafkan sebagian hartanya untuk lembaga pendidikan dan lembaga sosial lainnya. Melalui aplikasi ini, dana sumbangan umat tersebut akan disalurkan untuk pembangunan dan menunjang fasilitas rumah sakit, membangun dan menunjang fasilitas pendidikan, hingga membeli Al-Quran dan disalurkan ke pelosok negeri.
Selain menghadirkan fitur – fitur yang mempermudah nasabah dalam mengelola keuangan, seperti, seperti cek saldo, transfer, top up, bayar tagihan (layaknya fitur – fitur umum pada kebanyakan mobile banking), di SBI Mobile juga tersedia fitur Layanan Islami yang berisi Al-Quran digital, Berbagi – Ziswaf untuk memudahkan wakaf, zakat, infaq dan berdonasi, hingga gadai emas yang sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Layanan – layanan andalan ini, pastinya tidak ditemukan pada kebanyakan aplikasi mobile banking pada umumnya.
Jummaulana (30), yang juga salah seorang nasabah BSI di Pekanbaru, menilai semua fasilitas yang tersedia di BSI Mobile, meyakini akan memberikan dampak besar kepada pihak – pihak penerima manfaat, meskipun sudah ada banyak lembaga nazir telah bertransformasi ke digital untuk tujuan yang sama.
“Saya punya satu keyakinan bahwa dengan transformasi digitalisasi perbankan seperti yang dilakukan BSI, tidak hanya memudahkan siapapun untuk saling membantu dan berbagi, tapi juga akan sangat bermanfaat bagi mereka – mereka yang akan menerimanya. Menurut saya, ini adalah awal dari kebangkitan ekonomi syariah di negeri kita,” tuturnya.
Potensi Wakaf
Seperti diketahui bersama, bahwa pemerintah secara resmi telah meluncurkan Gerakan Nasional Wakaf Uang di awal 2021. Sebuah gerakan yang menjadi lembaran baru dalam sejarah keuangan syariah di Tanah Air, dalam rangka mengejar potensi wakaf uang yang nilainya mencapai Rp178,65 triliun — berdasarkan hasil hitungan Badan Wakaf Indonesia.
Optimalisasi pengumpulan serta penyaluran zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf) terus dilakukan PT. Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), mengingat selama ini potensi besar Ziswaf belum dimanfaatkan secara optimal.
Berdasarkan data Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) pada tahun 2020, total dana Ziswaf yang terkumpul diperkirakan mencapai Rp12,5 triliun, tumbuh dari jumlah yang terkumpul pada 2019 di posisi Rp10,6 triliun. Meski jumlah pengumpulan dana umat ini terus meningkat, ternyata, itu belum seberapa dibanding potensi yang ada, yakni mencapai Rp 327,6 triliun.
Jika potensi Ziswaf yang ada bisa dimobilisasi dengan baik, maka dapat menjadi salah satu sumber dana pembiayaan umat sekaligus untuk pembangunan, baik dari sisi menyalurkan beasiswa pendidikan, membangun community development, dana CSR serta lainnya.
Dana Ziswaf yang potensial ini harus bisa digarap secara maksimal. Sebagai bagian dari ekosistem Ziswaf. BSI telah menempatkan peran penting dalam pengelolaan reliable dan transparan dengan saling merangkul tangan dengan Baznas untuk mengumpulkan zakat hingga pendistribusian ke masyarakat.
“BSI akan berkolaborasi dengan Baznas untuk mengumpulkan zakat dan menyebarkannya. Melalui kerjasama dengan organisasi pengelola zakat, pemerintah, dan sejumlah asosiasi, BSI memposisikan diri sebagai mitra transaksi dan pemberdayaan masyarakat yang bisa diandalkan untuk pengumpulan Ziswaf,” ,” ujar Direktur Utama BSI Hery Gunardi dalam siaran pers, Kamis, 29 April 2021.
Layanan – Ziswaf BSI Mobile Efektif Membangun Ekonomi Umat
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Riau M. Lutfi menilai hadirnya layanan perbankan digital itu sendiri dilatarbelakangi oleh beberapa hal. “Pertama, sudah pasti lah inovasi di bidang TI dan Telekomunikasi di perbankan, dalam hal ini BSI, ya,” tuturnya.
Poin kedua, digitalisasi perbankan tentulah berkaitan dengan perubahan perilaku masyarakat dalam hal memanfaatkan layanan dari lembaga jasa keuangan. Ketiga, completion, artinya persaingan di industri perbankan juga semakin tinggi sehingga dibutuhkan diperlukan kemudahan – kemudahan kepada nasabah. “Hal ini juga sejalan dengan need-nya, yakni tingkat permintaan terhadap industri jasa keuangan itu sendiri,” jelas Lutfi.
Pada bulan februari 2021 yang lalu OJK telah meluncurkan Roadmap Pengembangan Perbankan Syariah (RP2SI) 2020-2025, yang tujuan adalah untuk mewujudkan perbankan syariah yang resilient, berdaya saing tinggi, dan berkontribusi terhadap perekonomian nasional dan pembangunan sosial. Salah satunya melalui penguatan identitas perbankan syariah dengan cara mendorong digitalisasi perbankan syariah.
Lutfi menjelaskan, terkait layanan Berbagi – Ziswaf yang tersedia di BSI Mobile, tentulah merupakan salah satu tools ekonomi syariah yang berperan sangat efektif dalam membangun ekonomi umat apabila dikelola dengan profesional. Tentunya melalui sinergi dan integrasi antara keuangan komersial dan keuangan sosial di perbankan syariah.
Diantaranya melalui, sosialisasi dari BWI atau Departemen Agama berupa iklan layanan masyarakat yang disertai penunjukan official Bank Penerima Wakaf Uang. Bekerjasama dengan Departemen Agama khususnya Direktorat Wakaf & BWI untuk dana-dana dari BUMN atau Corporate.
“Lalu, mereka juga bekerjasama dengan lembaga zakat untuk sosialisasi wakaf uang, serta bersinergi dengan pemasaran produk sebagai kelengkapan segi sosial/ibadah/tim marketing. BSI telah melakukan itu sebagai bagian dari komitmen mereka serta menjadi bagian penting dalam pengembangan ekonomi syariah di Tanah Air,” tuturnya.
Berbagi – Ziswaf Jadi Daya Tarik Milenial untuk Berwakaf
Fitur layanan Berbagi – Ziswaf besutan BSI — kotak amal digital yang memungkinkan untuk berwakaf dengan sekali klik — tentulah menjadi hal baru di Bumi Melayu.
Gubernur Riau Syamsuar berharap BSI agar terus melakukan hal – hal inovatif dalam hal memudahkan masyarakat/nasabah untuk berwakaf. Bahkan dorongan itu juga diarahkan kepada perbankan daerah agar bisa mengadopsi sistem – sistem berbasis keuangan syariah, sebab telah sejalan dengan visi dan misi Riau ke depan.
Syamsuar percaya dengan transformasi digital, seperti hadirnya fitur Berbagi – Ziswaf tidak hanya memudahkan nasabah untuk beramal, tapi juga mampu mengangkat daya tarik generasi milenial di daerah untuk terlibat langsung dalam membangun ekonomi syariah.
“Hal – hal seperti ini menurut saya adalah salah satu upaya untuk membangkitakan kesadaran wakaf di kalangan generasi milenial. Karena milenial adalah generasi Ziswaf aktif yang potensial di masa depan,” tuturnya.
Meski demikian, dia mengingatkan, bahwa upaya untuk membangkitkan kesadaran berwakaf masyarakat tidak semudah membalikkan telapak tangan. Itulah sebabnya, Pemprov Riau memberikan dukungan kepada BSI di daerah untuk terus berinovasi dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi, agar masyarakat/nasabah merasa lebih dekat dengan ekonomi syariah, dan berwakaf menjadi trademark di kalangan generasi milenial.
Sebagai negeri Melayu yang menjunjung tinggi Syariat Islam, masyarakat Riau diharapkan tergerak untuk sama – sama membangun ekonomi syariah dari Riau. Tujuannya tentulah kesejahteraan yang merata, apalagi dalam situasi pandemi Covid-19 yang begitu berdampak terhadap perekonomian masyarakat.
“Kami akan membantu mendorong agar literasi dan kesadaran masyarakat, khususnya di Riau bisa meningkat. Berwakaf itu prinsipnya sama dengan kita bergotong royong membantu sesama. Apalagi sekarang wakaf sudah bisa dilakukan di smartphone,” tutur Syamsuar.
Di samping itu, kemudahan berwakaf dengan aplikasi diyakini berperan penting untuk membangkitkan kesadaran berwakaf sejak dini, agar anak – anak generasi penerus menjadikan wakaf sebagai kebiasaan di masa akan datang, mengingat milenial adalah generasi potensial. “Apalagi mengeluarkan harta untuk berwakaf tidak harus dengan nominal besar. Anak – anak kita harus diberi pengertian sejak dini,” ucapnya.
Pentingnya Berkolaborasi
Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Perwakilan Riau Masrul Kasmy melihat layanan Berbagi – Ziswaf di BSI Mobile tentulah sebuah terobosan baru dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat agar tergerak untuk berwakaf.
“Kami tentu sangat terbantu dalam hal bagaimana menggerakkan umat untuk berwakaf. Dengan sistem Berbagi – Ziswaf di BSI Mobile, kami berharap tugas ini menjadi lebih mudah dilakukan. Itulah pentingnya berkolaborasi,” jelasnya
“Wakaf sendiri bertujuan untuk beribadah kepada Allah. Tujuan lainnya dari sisi ekonomi, yakni wakaf bisa menggerakkan roda perekonomian umat,” ucap Masrul Kasmy.
Dia menuturkan, saat ini BWI Riau tengah mempersiapkan program – program wakaf yang lebih inovatif. Maka peluang untuk saling berkolaborasi dengan perbankan, termasuk BSI, selalu terbuka lebar.
Program – program itu, diharapkan mampu memunculkan gerakan – gerakan perubahan baru di kalangan masyarakat, khususnya milenial, dalam membawa umat agar ringan untuk berwakaf.
“Kalau sesuatu niatnya baik dan punya keinginan yang jelas, maka Allah akan memudahkan jalan kita. Karena ini termasuk salah satu langkah berjuang untuk agama Allah. Bantu agama Allah maka Allah akan bantu kita,” pungkasnya.
Tentang PT. Bank Syariah Indonesia
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (“Bank Syariah Indonesia”) adalah bank hasil penggabungan dari tiga bank Syariah milik BUMN yakni PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank BRIsyariah Tbk. yang mulai beroperasi pada 1 Februari 2021. Penggabungan ini menyatukan kekuatan ketiga bank syariah tersebut dan bertujuan untuk mengoptimalkan potensi keuangan dan ekonomi syariah Indonesia yang besar.
Didukung sinergi dengan perusahaan induk (Mandiri, BNI, BRI) serta komitmen pemerintah melalui Kementerian BUMN, Bank Syariah Indonesia memiliki visi untuk menjadi salah satu dari 10 bank Syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam 5 tahun ke depan.
Bank Syariah Indonesia berstatus sebagai perusahaan terbuka yang tercatat sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia (ticker code: BRIS). Pasca merger, Bank Syariah Indonesia adalah bank syariah terbesar di Indonesia.
Per Desember 2020, Bank Syariah Indonesia memiliki total aset mencapai sekitar Rp240 triliun, modal inti lebih dari Rp22,60 triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 210 triliun, serta total pembiayaan Rp157 triliun. Selain itu laba terkonsolidasi Bank Syariah Indonesia per Desember 2020 mencapai Rp2,19 triliun.
Dengan kinerja finansial tersebut, Bank Syariah Indonesia masuk dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset. Dari sisi jaringan, Bank Syariah Indonesia didukung oleh lebih dari 1.300 kantor cabang, lebih dari 2.400 jaringan ATM, serta didukung lebih dari 20.000 karyawan yang tersebar di seluruh Nusantara.
Seluruh aset dan kekuatan ini akan dioptimalkan Bank Syariah Indonesia untuk memberikan layanan dan produk finansial syariah yang lengkap dalam satu atap untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan nasabah dari berbagai segmen, mulai dari UMKM, ritel, komersial, wholesale, dan korporasi baik dalam maupun luar negeri. (bpc2)