BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Provinsi Riau menyarankan agar pemerintah daerah memberlakukan pengetatan Protokol Kesehatan (Prokes) kembali, seiring dengan angka kasus terkonfirmasi Covid-19 yang meningkat signifikan.
Hal ini disampaikan oleh perwakilan PDPI Provinsi Riau, dr Indra Yovi, dalam konferensi pers yang digelar di Posko Penanganan Covid-19 Riau Jalan Diponegoro, Pekanbaru, Senin, 1 Agustus 2022.
“Kami mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat di Riau untuk memperhatikan kembali prokes, terutama masker saat berada di tempat umum atau di acara-acara kerumunan,” katanya.
Dia mengatakan, dalam sepekan terakhir angka kasus terkonfirmasi Covid-19 secara nasional berada di angka 5.000-an. Sedangkan untuk di Riau rata-rata di angka 20-an kasus.
“Beberapa kali di kita tembus 30 kasus,” ujarnya dalam konferensi pers yang di gelar di Posko Penanganan Covid-19 Riau Jalan Diponegoro, Pekanbaru, Senin, 1 Agustus 2022.
“Kondisi seperti ini menjadi perhatian kami dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia di Provinsi Riau,” tambahnya.
Ada beberapa poin penting yang disampaikan Yovi dalam kesempatan ini. Per 28 Agustus, Pemerintah telah menyatakan secara resmi bahwa program booster diprioritaskan kepada tenaga kesehatan (Nakes).
“Dari data yang kami dapat, di rumah sakit semua pasien Covid-19 yang dirawat—mereka dengan gejala sedang dan berat—sudah mendapat vaksin 1 dan 2,” ungkap Yovi.
Saat ini ada 12 nakes Riau terpapar Covid-19, yang mana 99% dari mereka sudah menerima vaksin booster. Artinya vaksin ketiga atau booster dosis pertama belum cukup beri perlindungan sampai saat ini,” tuturnya.
Dia menambahkan, dari kasus yang terjadi menunjukkan bahwa imunitas seseorang terhadap Covid-19 menurun. Padahal, booster sudah dilakukan sejak Agustus 2021 (atau setahun yang lalu).
“Nah, pada beberapa kasus, antibodinya turun sehingga gampang terpapar,” tuturnya.
“Oleh sebab itu kami menghimbau kepada seluruh rumah sakit, puskesmas dan klinik, kiranya dapat memfasilitasi tenaga kesehatan mereka untuk vaksin booster ke dua atau vaksinasi ke-4,” ungkapnya.***