BERTUAHPOS.COM — Secara umum, invastasi dapat kita artikan sebagai satu dari sekian banyak cara untuk mengatur dan mengelola keuangan. Tujuannya, agar kebutuhan di masa depan bisa terpenuhi. Lantas bagaimana cara aman dalam berinvestasi?
Namun, tentu saja berinvestasi tidak semudah itu. Faktanya ada banyak kok, orang mendambakan untuk dari investasinya, malah berujung pada kerugian yang luar biasa. Jadi gini, ada beberapa faktor yang jadi penyebab mengapa investasi yang kita lakukan tidak mendatangkan cuan.
Menurut Lead Financial Trainer QM Financial Ligwina Hananto, beberapa hal yang harus diperhatikan oleh investor pemula sebelum memanifestasikan uangnya untuk investasi di obligasi ataupun saham.
Jangan Asal Ikut-ikutan
Pertama, para investor pemula tidak asal ikut-ikutan melakukan investasi yang sedang tren terutama di kalangan milenial. Keputusan berinvestasi yang didasarkan pada “ikut-ikutan” berisiko sangat besar menghasilkan kegagalan.
Investor pemula harus membekali dirinya dengan pengetahuan yang cukup. baik dari sisi jenis produk investasinya ataupun besaran jumlah nominal yang diinvestasikan.
Jangan Mudah Tergoda dengan Testimoni Keuntungan
Kedua, investor pemula tidak menjadi korban pom-pom investasi saham. Hal ini kerap terjadi karena diawali dengan sikap penasaran lantaran seseorang memberikan testimoni bahwa kinerja saham yang dibelinya mendatangkan cuan besar. Biasanya korban pom-pom saham adalah investor pemula yang tidak memiliki kecukupan pengetahuan kemudian asal ikut-ikutan bermain saham.
Jangan Berinvestasi pada 1 Produk Investasi Saja
Ketiga, jangan menaruh uang untuk satu macam produk investasi dalam jumlah yang besar ketika pengetahuan dan karakter dari masing-masing produk tidak benar-benar dipahami. Dia mengibaratkan seseorang yang baru belajar berenang untuk tidak langsung bermain air di lautan yang dalam.
Dia tidak menyalahkan siapapun untuk melakukan trial and error atau coba-coba dalam berinvestasi. Namun dia menyarankan agar semua keputusan harus didasarkan pada kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki.
“Tidak ada salahnya memang mencoba, tapi jangan langsung mencoba berenang di lautan lepas kalau berenang saja belum bisa. Jadi mulailah berinvestasi dengan jumlah sedikit-sedikit nanti lama-lama jadi bukit,” katanya.
Jangan Berinvestasi dengan ‘Uang Panas’
Keempat, Ligwina menyarankan agar investor tidak memanfaatkan uang “anget” atau uang “panas” untuk melakukan investasi. Dana yang digunakan harus uang dengan status longgar atau uang “adem”, sehingga investor pemula tidak akan terbebani dengan kekhawatiran yang berlebih.
“Jadi jangan asal investasi. Jangan gunakan uang kuliah, uang untuk hidup atau uang untuk bayar kos. Uang yang digunakan haruslah uang yang statusnya berlebih, misalnya sisa THR atau sisa bonus dari perusahaan setelah kebutuhan pokok kita terpenuhi,” sambung Ligwina.
Wajib Tentukan Arah dan Target dari Investasi
Kelima, investor pemula wajib menentukan arah dan target investasi. Tanpa tujuan yang jelas maka pilihan investasi yang akan diambil biasanya tidak akan sesuai harapan. Misalnya investasi untuk hari tua, investasi untuk haji, investasi untuk pendidikan anak dan lainnya. Ketika sudah menentukan tujuan yang jelas maka hal itu akan menentukan seberapa lama investasi akan dilakukan.
“Jadi silahkan saja untuk mencoba tetapi jangan langsung banyak. Lebih baik sedikit-sedikit, yang penting tahu dan mengerti cara kerjanya. Kalau sudah paham baru boleh banyak, namun harus disesuaikan dengan tujuan investasinya itu untuk apa,” ujar Ligwina.
Pahami Profil Risiko Diri Sendiri
Keenam, investor juga wajib untuk mengetahui karakter dan profil risiko dirinya sendiri. Untuk mengetahuinya saat ini sudah tersedia di berbagai website kuisioner online untuk mengukur seberapa batas kemampuan setiap individu. Penting bagi investor melakukan penjajakan diri agar mengetahui kapasitas dan kapabilitas setiap individu sudah sejauh mana.
Jangan Pernah Berhenti Belajar Tentang Investasi
Ketujuh, Ligwina mendorong investor agar selalu belajar dan memperluas pengetahuannya untuk bekal lebih maju. Meskipun sudah menjadi investor kelas advance sekalipun, wajib baginya untuk terus belajar demi meningkatnya kualitas hidup.
“Mari kita lengkapi diri kita dengan pengetahuan, jadi jangan dianggap investasi saham itu tinggal masuk saja. Kita perlu terus belajar agar tidak menjadi korban pompom ataupun investasi bodong.”
***