BERTUAHPOS.COM,PEKANBARU — Harga minyak goreng naik terbukti mematikan usaha kecil masyarakat. Seperti yang dialami oleh Halimah (45) seorang penjual gorengan di Jalan Durian, Pekanbaru. Padahal dia baru memulai usaha gorengannya.
Kepada Bertuahpos.com, Halimah bercerita awal mula dia membuka usaha gorengan di depan rumahnya untuk tambahan pemasukan. Dalam sehari, sekitar 250-300 buah gorengan habis terjual. “Lumayan lah, dapat juga ibu Rp250 ribu sampai Rp300 ribu sehari waktu itu,” katanya.
Usaha gorengan Halimah hanya sanggup bertahan selama dua bulan. Sejak awal mula harga minyak goreng naik, dia mencoba untuk bertahan. Namun, lama kelamaan bukan untunh, malah dia harus menggerus modal lebih banyak lagi.
“Nggak masuk hitungannya. Harga minyak saja sudah Rp40 ribu (ukuran dua liter). Belum tepung, sayur, pisang dan bahan-bahan lainnya. Berapa lagi mau dijual,” tuturnya, Kamis, 6 Januari 2022.
Halimah menyebut, dengan harga minyak goreng saat ini, sangat tidak memungkinkan bagi dirinya untuk terus melanjutkan usaha. Dia berniat akan kembali membuka usaha gorengannya jika harga minyak sudah normal kembali. “Tapi nggak tahu kapan,” tuturnya.
Dia menuturkan, dengan naiknya harga minyak goreng sudah tak bisa diakali agar usahanya tetap berjalan. “Ibu orangnya nggak pelit. Jadi nggak mungkin ukurannya diperkecil. Sementara jalau hanganya dinaikkan sudah pasti nggak ada yang beli. Sedang jual Rp1.000 per buah saja masih susah laku, apalagi dinaikkan. Jadi, mau tak mau ya istirahat lah dulu,” ucapnya.
Halimah pun berharap pemerintah seharusnya lebih peka dengan kondisi masyarakat bawah di tengah situasi yang serba sulit seperti saat ini. Menurutnya, menurunkan harga minya menjadi sesuatu yang paling dibutuhkan, agar ekonomi masyarakat bisa kembali menggeliat.
“Nggak ada cara lain, selain pemerintah harus menurunkan harga minyak goreng. Kalau tidak, ya nggak bisa berbuat apa-apa lah. Belum lagi kebutuhan pokok lainnya juga naik. Harga gas sekarang juga naik kan,” tutunya. (bpc2)