BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Gerakan kepanduan dipelopori oleh Lord Baden-Powell di Inggris. Ide dan gagasan Lord Baden-Powell yang dituangkan dalam buku berjudul ‘Scouting for Boys’ menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia yang saat itu masih dikuasai Belanda.
Belanda sendiri menamakan gerakan kepanduan ini dengan nama Padvinder. Kemudian, di Hindia Belanda, didirikan organisasi dengan nama Nederland Indesche Padvinders Vereeniging (NIPV), atau Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda.
Orang Indonesia yang melihat gerakan positif kepanduan kemudian ikut mendirikannya, seperti Padvinders Muhammadiyah, Javaanse Padvinders Orgamizatie (JPO), Jong Java Padvindery, dan banyak lagi.
Pemerintah Hindia Belanda kemudian melarang penggunaan nama Padvindery oleh kaum pribumi. Atas alasan itu, KH Agus Salim kemudian mengusulkan mengganti istilah Padvindery menjadi Pandu.
Setelah kemerdekaan, ada tiga organisasi federasi gerakan kepanduan, yaitu Persaudaraan Organisasi Pandu Puteri Indonesia (POPPINDO), Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO), dan Persatuan Kepanduan Indonesia (PERKINDO). Tiga federasi organisasi ini menaungi ratusan organinsasi pandu yang ada di Indonesia.
9 Maret 1961, Presiden Soekarno memberikan amanat kepada pemimpin gerakan kepanduan itu untuk melebur, dan menjadi satu. Gerakan kepanduan yang dilebur itu dinamakan Praja Muda Karana (Pramuka), yang berarti anak muda yang berkarya.
20 Mei 1961, ditandatangani Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 238 Tahun 1961 Tentang Gerakan Pramuka, yang penandatangannya dilakukan Pjs Presiden RI, Ir Juanda.
Pada 14 Agustus 1961, Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia, yang dibarengi dengan pawai akbar 10.000 anggota Pramuka. Sejak saat, tanggal 14 Agustus diperingati sebagai Hari Lahir Pramuka. (bpc4)