BERTUAHPOS.COM, BATAM – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) terus mendorong peningkatan peran penunjang industri jasa dan barang dalam negeri pada seluruh pelaksanaan industri hulu migas demi terciptanya efek berganda atau multiplier effect bagi perekonomian nasional dan daerah.
Hal tersebut disampaikan Bupati Siak Alfedri saat menjadi pembicara pada Forum Sumatera Utara SKK Migas – KKKS Wilayah Sumbagut, yang berlangsung di Hotel Best Western Premier Panbil, Kota Batam, 24 November 2021. Pada Forum itu Bupati Alfedri menyampaikan tema “Efek berganda Industri Hulu Migas bagi perkembangan Daerah”.
Bupati Alfedri memaparkan Kontribusi Usaha Hulu Migas PT BSP sebagai perusahaan daerah terhadap Pembangunan di kabupaten Siak.
“Hari ini saya di percaya oleh SKK Migas sebagai pembicara pada forum SKK Migas KKKS Wilayah Sumatera bagian Tengah. Tema yang saya sampaikan seputar kontribusi usaha industri hulu migas terhadap perkembangan daerah. Berbicara tentang dampak industri migas ini, sangat banyak yang dirasakan oleh daerah, pertama dari dana bagi hasil, kemudian dari CSR, khusus Siak ada BUMD yang mengelola hulu migas, yaitu PT Bumi Siak Pusako yang dan Siak yang memiliki saham terbesar, tentu ada Deviden dan juga pengembangan wilayah baru,” ujarnya.
Kontribusi dari sektor Pertambangan dan Energi terhadap PDRD kabupaten Siak untuk tahun 2020 mencapai 23,44 persen. Angka ini turun dari tahun sebelumnya, ini di sebabkan harga minyak turun di tahun 2020.
Bagaimana sensitivitas dari perkembangan industri migas terkait Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dengan pertumbuhan ekonomi di daerah. Di saat kontribusi migas turun 2020 pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan.
“Disamping itu juga di pengaruhi pendemi Covid-19, di lihat dari sisi pendapatan kontribusi dari usaha hulu migas. Terakhir tahun 2020 328.697 atau 15,67 persen dari APBD. Pengharus sektor migas terhadap pendapatan daerah kabupaten Siak. Dilihat dari Deviden digunakan untuk belanja modal, seperti Inprastruktur, jalan, kesehatan, pendidikan termasuk fasilitas lain,” terangnya.
Sementara pemanfaatan dana CSR PT BSP dari tahun 2002 sampai dengan 2020 telah mengeluarkan dana sebesar Rp 78,14 Miliar. Sementara PPM BOB dari tahun 2002 sampai dengan 2020 totalnya mencapai 37,19 Milyar.
“Sejak tahun 2002-2020 PT BSP telah menyumbangkan keuntungannya kepada para pemegang saham sebagai pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp 3,16 Triliun. Untuk CSR di Siak di kelola melalui forum CSR yang sudah memiliki Peraturan Daerah. Sehingga bisa di sesuaikan dengan program pemerintah daerah dengan CSR dari Perusahaan, sehingga tidak terjadi tumpang tindih,” jelasnya.
Akhir dari paparannya, ia memberikan kesimpulan usaha industri hulu migas tidak mengerak ekonomi secara nasional namun juga ekonomi daerah hanya di bidang perekonomian, pendapatan, pembangunan daerah tenaga kerja dan jasa lain. Namun memiliki multiplier effect (efek berganda) atau memiliki manfaat tidak langsung. (Infotorial)