BERTUAHPOS.COM, SIAK — Penandatangan MoU 2 desa dalam rangka program desa bebas api PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dilaksanakan di Kabupaten Siak pada, Selasa, 27 Juli 2021. MoU ditandatangani oleh PT. RAPP dengan Desa Teluk Lanus dan Desa Dayun.
Direktur RAPP Mulia Nauli mengatakan dengan bertambahnya desa bebas api, menjadi bukti bahwa PT. RAPP berkomitmen dalam mencegah Karhutla dan mendukung masyarakat dalam mencapai visi zero fire. Selain itu, bentuk penghargaan yang diberikan oleh PT. RAPP kepada desa – desa bebas api sejatinya bentuk apresiasi kepada masyarakat yang membuka lahan tanpa hektare.
“Sejak program desa bebas api ini ada, telah berhasil menurunkan tingkat kebakaran dari sebelumnya 3 ribu hektar lebih, menjadi 22 hektar di tahun 2020. Dengan berkurangnya jumlah lahan ini tentulah kita juga telah berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon,” ucapnya.
Sejak tahun 2014, dia menambahkan, PT. RAPP sudah bermitra dengan 39 desa di 5 kabupaten, dengan luasan wilayah ratusan ribu hektar. Dengan demikian, kata Mulia Nauli, pihak perusahaan berharap jumlah ini bisa terus meningkat setiap setiap tahunnya.
Desa bebas api setidaknya memiliki 5 elemen penting, diantaranya, penghargaan kepada desa yang bebas api selama 3 bulan di masa – masa ekstrim potensi Karhutla, lalu keterlibatan champion di desanya untuk mendukung pencegahan kebakaran.
Selain itu, PT. RAPP juga memberikan bantuan kepada masyarakat agar bisa membuka lahan tanpa bakar dengan peralatan pertanian yang memadai. Lalu meningkatkan kesadaran masyarakat akan betapa bahayanya buka lahan dengan cara bakar, terakhir, pihak perusahaan terus melakukan pemantauan kualitas udara dengan teknologi yang telah disediakan.
“Kami prokatif mencegah Karhutla walau di tengah pandemi. APRIL siap siaga mencegah Karhutla. Kami tetap berkontribusi di beberapa desa, antara lain di Desa Teluk Lanus, dan Desa Dayun, di Kabupaten Siak,” tuturnya.
“Atas nama RAPP, kami juga berterima kasih atas dukungan seluruh pemangku kepentingan yang telah berpartisipasi aktif dalam komitmen Indonesia bebas asap. Penghargaan itu adalah stimulan dengan harapan ada rasa kepedulian untuk tidak membakar lahan ke depannya,” tambah Mulia Nauli.
“Kami harap desa yang tahun ini ikut dalam desa bebas api dapat sukses, tentunya ini tak lepas dari dukungan semua pihak. Juga tak lepas dari program Siak Hijau yang sejalan dengan misi Riau hijau.”
Bupati Siak Alfedri menyambut baik MoU antara PT RAPP dan dengan penghulu Desa Teluk Lanus dan Desa Dayun. “Kami tentu saja mencermati kondisi kemarau yang terjadi di Riau saat ini. Terutama sejak Juni hingga September nanti karena Riau berada di masa kemarau dan rawan Karhutla. Memang di 2 desa ini selalu terjadi karhutla,” terangnya.
Dijelaskan, pemerintah daerah menyadari bahwa Karhutla sangat berdampak luas terhadap keberlangsungan lingkungan hidup dan ekosistem, termasuk memberikan dampak buruk pada sektor kesehatan, ekonomi dan pendidikan, serta aspek kehidupan lainnya.
“Kita tak mau ini terus menjadi persoalan. Di Siak, kami terus berupaya menekan angka luasan Karhutla yang dilakukan secara kolaboratif dengan jajaran instansi terkait,” tutur Alfedri.
Dia menambahkan, dengan hadirnya masyarakat peduli api, diharapkan angka luasan Karhutla dapat ditekan semaksimal mungkin. Dia juga mengakui bahwa Kabupaten Siak, merupakan salah satu daerah di Riau yang rawan terjadi Karhutla.
Kata Alfedri, lebih dari 51% lahan di Siak adalah tanah gambut, dan 20% diantaranya merupakan gambut dalam yang mudah terbakar saat musim panas melanda.
“Kemarau lah yang menjadi pemicu Karhutla. oleh sebab itu upaya penanganan perlu dilakukan secara terpadu. Kami sudah menetapkan Siak sebagai Kabupaten Hijau yang diatur sesuai dengan ketentuan perundang – undangan berlaku,” ucapnya.
Dia menambahkan, salah satu cara untuk melakukan pencegahan Karhutla, yakni melibatkan sektor swasta, seperti MoU antara PT. RAPP dengan 2 desa di Kabupaten Siak tersebut.
“Kami mengapresiasi dan berterimakasih kepada manajemen RAPP atas bentuk kepeduliannya terhadap upaya mencegah Karhutla. Mulai dari memberikan reward, champion, dan lainnya. Tapi bukan hadiah yang menjadi tujuan tapi bagaimana menyelamatkan lingkungan. Salah satunya dengan program mengelola lahan tanpa membakar,” tuturnya.
“Saya harap, penghargaan ini bisa berlanjut di tahun – tahun akan datang. Kami juga harap hal serupa juga bisa dilakukan kepada desa – desa lain, terutama desa yang dekat dengan PT RAPP. Kami harap desa ini menjadi penjaga dan penyelamat hutan dari api,” tuturnya. (bpc2)