BERTUAHPOS.COM, SIAK – Bupati Siak Alfedri menyambut kunjungan kerja (Kunker) Komisi IV DPR RI di Kabupaten Siak. Tujuan dari Kunker tersebut, kata Alfedri, untuk meminta masukan berkaitan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), yang berlangsung di PT Inti Indosawit.
“Hari ini kami menerima kunjungan kerja komisi IV DPR RI. Kunker tersebut, untuk melihat program PSR di Kabupaten Siak. Khususnya, di kampung Bukit Harapan, Kerinci Kanan,” sebut Alfedri, Kamis (11/11/20201) kemarin.
Lanjutnya, target program PSR di Kabupaten Siak 22 ribu hektar. Namun yang baru terrealisasi, hanya 3,800 hektar. Penyebanya, ada berbagai faktor.
Diantaranya, sertifikat tanah warga, miliki anggunan di Bank, kemudian balik nama yang belum selesai.
“Dengan kunjungan kerja DPR RI ini, menjadi dorongan bagi kami bagaimana nanti bisa di selesaikan melalui kerjasama dengan BPN dan Pengadilan Negeri,” ujarnya.
Alfedri menceritakan, diskusi yang berlangsung antara anggota DPR RI dan petani, para petani sawit meminta harga pupuk bisa lebih murah. Kemudian para petani sawit ingin ada penghasilan jelang lahan sawit mereka yang masuk program peremajaan jelang panen.
“Mereka minta ada pupuk supsidi dari pemerintah. Karena pemilik di bawah lahan 2 hektar, mendapatkan pupuk subsidi. Kemudian, ada sumber kehidupan mereka ini menjelang sawitnya di panen. Tentu ini bisa dilakukan melalui tanaman tumpang sari. Kita juga punya program tumpang sari bagi repanting termasuk ada program dari Kementrian Pertanian,” terangnya.
Sementara itu, anggota DPR RI Dedi Mulyadi menceritakan, kehadirannya di Kabupaten Siak untuk menyerap masukan dari para petani, perusahaan dan pemerintah daerah terkait rendahnya realisasi program PSR.
“Kami mendorong perusahaan membuka ruang bagi para petani, yang masuk program PSR. Ada rentan waktunya panjang jelang sawit mereka panen, mereka ekonomi produksi bisa memanfaatkan areal tanah perkebunan. Di areal itu bisa di tanami jagung, ubi dan lain-lain,” kata dia.
Hasil penelitian Litbang Pertanian tidak masalah lahan perkebunan itu, ada tanaman tumpang sari. Sehingga tidak nunggu hasil panen sawit. Kami mendorong juga pemerintah khusus pupuk Indonesia jual pupuknya jangan terlalu tinggi, agar para petani punya kecukupan pembiayaan untuk pemeliharaan kebun dan produksi.
“Kami seneng dengan pak Bupatinya respon dan selama ini memberikan perhatian khusus terhadap masyarakat, para petani sawit,” kata Dedi Mulyadi.
Dikesempatan tersebut, mantan Bupati Purwakarta itu memuji Bupati Siak Alfedri cepat respon persoalan petani sawit. (Infotorial)