BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Pemerintah Provinsi Riau meminta kepada asosiasi perkebuan sawit di Riau untuk bisa terlibat dalam penyampaian informasi kepada perusahaan, untuk mengimbangi jumlah tenaga kerja dengan kebutuhan produksi. Hal ini dilakukan agar perusahaan sawit di Riau tidak semena-mena melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK, sehingga dapat menekan angka pengangguran Riau tahum 2016.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubenur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan keterlibatan asosiasi dalam upaya ini dianggap sangat menentukan bagi perusahaan untuk mengambil kebijakan. “Tentunya dengan melakukan koordinasi dan kerjasama intens dengan dinas terkait di lingkup Pemerintah Provinsi Riau,” katanya.
Angka pengangguran di Provinsi Riau tahun 2015 tercatat meningkat lebih tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat hingga bulan Agustus 2015, pengangguran diwilayah perkotaan sebanyak 9,25 persen. Dibanding wilayah pedesaan yakni sebanyak 6,90 persen.
Kepala BPS Provinsi Riau, Mawardi Arsyad mengatakan, jumlah pengangguran di Riau pada Agustus 2015 lalu tercatat sebanyak 217,053 jiwa. Dengan demikian tingkat pengangguran terbuka provinsi Riau mencapai 7,83 persen. Naik dibanding tahun 2014 yaitu sebesar 6,56 persen. (Baca: Angka Pengangguran Riau Meningkat, di Kota Lebih Tinggi Dibanding Desa)
Kata Andi Rachman, saat ini perlu dibuka sektor baru selain sawit, untuk bisa menopang perekonomian masyarakat. Dia tertarik untuk menggarap sekot pariwisata untuk menjadi alternatif, namun perosalannya hingga saat ini upaya itu sedang dilakukan.
“Sebenarnya kami juga tertarik untuk menarik kelembagan kemeterian dipusat untuk hadir di Riau. Dengan demikian anggaran pembangunan dalam pagu APBN bisa ditarik ke Riau. Cuma masalahnya tidak semudah itu. Tetap ada tahapan-tahapan. Selain itu, peningkatan jumlah hasil produksi CPO memang harus ditingkatka lagi,” ujarnya. (melba)
Â