BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Kenaikan harga kerupuk ikan di Riau ternyata memberi andil yang kucup kuat terhadap inflasi di Riau.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Mawardi Arsyad mengatakan bahwa, secara umum permintaan masyarakat terhadap kerupuk ikan oleh masyarakat Riau memang mengalami penurunan, namun demikian tetap saja, harga kerupuk ikan naik, hingga memberi andil terhadap inflasi yang terjadi di Riau sepanjang Januari 2016 ini.
Dalam catatan BPS, kata Mawardi, kenaikan harga untuk kerupuk ikan bahkan sampai diangka 11,50 persen. Kerupuk ikan adalah salah satu komoditas yang memberikan kenaikan harga terbesar.
“Dengan kata lain, jenis komoditas ini juga ikut memberi andil terhadap inflasi di Riau awal tahun 2016 ini,” katanya, Senin (01/02/2015). Dia menambahkan untuk sementara ini, permintaan masyarakat terhadap kerupuk ikan, konstan.
Sementara itu, BPS Riau mencatat untuk angka inflasi di Riau pada Januari 2016 memang mengalami kenaikan 0,03 persen. Dari tiga kota di Provinsi Riau, semua daerah itu mengalami inflasi. Diantaranya Kota Pekanbaru sebesar 0,25 persen, Dumai 0,65 persen dan Tembilahan 0,47 persen.
Inflasi per Januari 2016 ini terjadi, disebabkan karena adanya kenaikan indeks harga pada enam kelompok pengeluaran. Diantaranya bahan makanan sebesar 1,37 persen. Selanjutnya diikuti oleh kelompok perumahan, listrik dan dan bahan bakar sebesar 0,59 persen. Sementara untuk kelompok sandang terjadi kenaikan sebesar 0,35 persen.
“Hanya satu kelompok satu kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks harga, atau deflasi. Yakni kelompok transor, komunikasi dan jasa keuangan. Penurunanya sebesar 1,09 persen,” sambungnya.
Komoditas yang memberi andil inflasi pada Januari 2016 ini, masih didominasi oleh komoditas lama. Namun demikian jenis barang yang memberi andil kuat adalah bawang. Pengaruhnya lebih kepada angka pasokan yang menurun.
Secara umum dari 23 kota di Pulau Sumatera yang menghitung Indeks Harga Konsumen, 22 kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi kota Sibolga Sumatera Utara yakni sebesar 1,82 persen, baru selanjutnya disusul kota Kota Pangkal Pinang dan Tanjung Pinang serta Kota Medan. Sedangkan kota yang mengalami inflasi terendah adalah Kota Padang Sumatra Barat. (Melba)