BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Kasus pemerkosaan menghantui sekolah-sekolah di Inggris. Tekanan kepada pemerintah muncul setelah ada kesaksian ribuan orang korban secara online pada Selasa, 30 Maret 2021. Pemerintah diminta untuk segera mengambil tindakan tegas.
Politisi dan pemimpin lembaga pendidikan termasuk para menteri diminta untuk menanggapi hal ini secara serius dan cepat setelah adanya laporan terkait pelecehan seksual, penyerangan, dan pelanggaran lainnya yang diunggah secara anonim di sebuah situs berjut: Everyone’s Invited’, sebagaimana dilansir AFP.
Situs itu dirilis oleh Sara Soma. Perempuan yang berusia 22 tahun musim panas lalu itu telah membuat katalog hampir 10 ribu kesaksian dari lebih dari 38 ribu kontributor.
Dalam tiap unggahannya, ribuan orang mengaku mengalami beragam jenis pelecehan mulai dari panggilan tak senonoh hingga pemerkosaan di sekolah dan universitas.
“Ini terjadi di semua bagian masyarakat, termasuk semua universitas dan semua sekolah.”
Jumlah laporan meningkat secara signifikan sejak hilangnya dan meninggalnya perempuan berusia 33 tahun bernama Sarah Everard. Kasus itu juga memicu kemarahan dan perdebatan nasional tentang keselamatan perempuan.
“Dari kesaksian yang diterima ‘Everyone’s Invited’, jelas bahwa budaya pemerkosaan adalah endemik,” tulis Soma di surat kabar The Times pekan ini.
“Mari berharap ada efek bola salju dan budaya pemerkosaan lebih dipahami, dan diberantas,” tambahnya.
Insiden tersebut membuat anak laki-laki dari sejumlah sekolah telah dikumpulkan, termasuk Sherborne, Westminster, dan Eton, tempat Perdana Menteri Boris Johnson dan Pangeran William mengenyam pendidikan.
Dalam beberapa hari terakhir, laporan telah meluas hingga mencakup banyak sekolah dalam sistem pendidikan yang dikelola negara serta universitas.
Kepolisian London mengatakan mereka yang mengunggah cerita bisa melaporkan dengan tuduhan kejahatan atau laporan pelanggaran tertentu.
Terpisah, Dewan Kepala Kepolisian Nasional (NPCC) telah mendesak orang tua untuk membawa putra mereka ke polisi jika mereka bertanggung jawab atas kekerasan seksual.
Menteri Pendidikan Gavin Williamson menyebut kesaksian para korban tersebut mengejutkan dan mengerikan. Ia berjanji untuk mengambil tindakan yang tepat.
“Setiap korban dari tindakan memuakkan yang kami lihat dilaporkan harus menyampaikan kekhawatiran mereka kepada seseorang yang mereka percayai, apakah itu anggota keluarga atau teman, guru, pekerja sosial, atau polisi,” katanya.
Kementerian pendidikan dan dalam negeri bersama dengan NPCC juga ikut merespons kasus tersebut. Mereka menyebut penyintas yang melapor harus diberi dukungan oleh berbagai pihak.
“Dukungan, perlindungan dan nasehat bagi mereka yang melaporkan pelecehan,” kata seorang juru bicara pemerintah.
Paul Whiteman, Sekretaris Jenderal Serikat Pimpinan sekolah NAHT mengamini hal tersebut. “Jelas ada kebutuhan mendesak untuk bertanya pada diri sendiri apa lagi yang bisa kita lakukan untuk mencegah pelecehan dan kekerasan seksual,”ucapnya.
“Tidak ada keraguan bahwa sekolah dapat dan harus memainkan peran kunci dalam pekerjaan ini, tetapi ini adalah masalah yang menjangkau jauh melampaui gerbang sekolah,” imbuhnya. (bpc2)
CNNIndonesia.com