BERTUAHPOS.COM — Program makan siang gratis Presiden terpilih, Prabowo Subianto tidak menyasar 1.000 hari pertama kehidupan anak. Itu berarti, bahwa program ini bukan dirancang untuk mengatasi masalah stunting di Indonesia, menurut World Bank dalam Indonesia Economic Prospects (IEP) 2024 yang diterbitkan akhir Juni ini.
Makan siang gratis termasuk program paling populer yang telah dilakukan oleh banyak negara. Menurut World Bank, tahun 2022 ada 418 juta anak jadi penerima manfaat dari program tersebut.
Meski tidak efektif untuk mengatasi masalah stunting, program makan siang gratis dianggap cukup efektif untuk meningkatkan kehadiran anak di sekolah.
“Namun tidak berdampak bagi negara-negara dengan tingkat partisipasi sekolah yang tinggi,” bunyi laporan Bank Dunia itu, sebagaimana dilansir dari Bloomberg Technoz, Sabtu, 29 Juni 2024.
Makan Siang Gratis Perlu Program Pendamping
Namun, untuk mencapai hasil gizi yang baik pada anak, program makan siang gratis tak bisa diandalkan jika tidak dibarengi dengan intervensi gizi dan kesehatan. Oleh sebab itu, program ini harus diseimbangkan dengan pemberian suplemen, obat cacing, pendidikan kesehatan, termasuk kebijakan kesehatan dari pihak sekolah.
Artinya, menurut World Bank, perlu ada intervensi lain agar program itu memberikan dampak signifikan terhadap kesehatan siswa dengan memastikan asupan gizi seimbang yang saling melengkapi.
Kendati demikian, World Bank meyakini bahwa program tersebut secara tidak langsung memberikan manfaat bagi kesejahteraan ekonomi penerima manfaat, utamanya pada daerah-daerah yang memiliki tingkat kemiskinan tinggi.
Namun, sasaran pemerintah dari program ini untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan anak sekolah dan diharapkan dapat menaikkan skor Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia. “Supaya targetnya Pisa [naik],” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Adapun, skor PISA Indonesia pada 2022 mencatat penurunan ke level terendah sejak tahun 2000, utamanya untuk kemampuan literasi atau membaca (reading).
Skor membaca PISA Indonesia pada 2022 turun 12 poin menjadi 359 dari tahun 2018 yang skornya 371. Level itu adalah yang terendah sejak Indonesia mengikuti penilaian PISA pada tahun 2000.
Begitu juga skor matematika yang turun 13 poin jadi 366 dari tadinya di angka 379, terendah sejak 2002 ketika skornya 360. Untuk sains, skor PISA Indonesia pada 2022 juga turun 13 poin menjadi 383, terendah sejak 2011.***