BERTUAHPOS.COM, MAGELANG – Di Magelang, minuman jahe sudah akrab bagi masyarakat. Minuman dengan sensasi hangat ini sering dapat dijumpai di angkringan atau kedai-kedai wedang ronde. Biasanya, minuman jahe divariasi dengan susu atau teh.
Namun, di tangan Wardoyo Adi Putro A, Vico Arinta, dan Aji Robin Santoso, minuman tersebut dikreasikan menjadi minuman yang lebih unik dan modern tanpa meninggalkan rasa asli jahe yang hangat. Mereka menamakannya “Jahe Hantu”, singkatan dari Minuman Jahe Penghangat Tubuh.
Inovasi tiga mahasiswa semester 6 Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM) itu berawal dari kegemaran mereka yang suka nongkrong di angkringan sepulang dari kuliah. “Kami selalu pesan wedang susu jahe,” kata Adi yang ditemui Kompas.com, akhir pekan ini.Â
Nama itu diambil, karena jahe merupakan tanaman yang mengandung banyak manfaat, salah satunya menghangatkan tubuh. Pembuatan minuman jahe pada umumnya melalui beberapa tahap. Bagi, sebagian masyarakat pekerja atau yang tidak memiliki banyak waktu luang, hal itu tentu akan merepotkan. Maka munculah gagasan untuk membuat minuman jahe instan.
“Kebetulan waktu itu kami masih semester 5 ada tugas mata kuliah Koperasi dan UMKM, pada mata kuliah itu kami diharuskan menciptakan ide usaha yang produktif, kreatif, inovatif dan prospektif. Jadilah ‘Jahe Hantu’ ini yang kami ajukan kepada dosen,” cerita Adi.Â
Semula, produksi jahe instan ini memang hanya sebatas untuk memenuhi tugas kuliah saja. Namun, mereka berpikir untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut, mengingat peluang dunia bisnis dibidang minuman sangat terbuka lebar.
Tidak hanya sekadar praktis yang jadi unggulan ‘Jahe Hantu’. Menurut Adi, Vico dan Robin, minuman ini juga dikreasikan dengan aneka macam rasa dan topping serta sebutan yang unik. Misalnya, Asli Jahat (jahe instan), Suju Sehat (susu jahe), j.co (jahe coffe), teja sedap (teh jahe), java nikmat (jahe vanilla), Justru Enak (Jahe Strawberry), J.lo dan Robin (Jahe Coklat).Â
“Beberapa resep kami konsultasi dengan ibu saya, sebagian lagi hasil eksperien kami sendiri,” lanjut Adi lagi.Â
Cara menyajikannya pun unik, tidak hanya sekadar diseduh tapi dengan cara diblender, dan di-shake (kocok). Cara-cara tersebut menghasilkan rasa yang berbeda pula. Istimewanya, bahan baku minuman jahe instan ini diracik sendiri dan dari tanaman jahe yang mereka tanam sendiri.
Setelah diuji rasa oleh teman-teman termasuk dosen mereka, tak disangka banyak yang menyukainya. Mereka pun lantas berniat untuk lebih mengembangkannya menjadi bisnis. Mereka memperbayak diskusi, baca buku ikut seminar kewirausahaan dan sebagainya.
“Setelah mendapat beberapa varian yang cocok, sejak awal Maret 2013 lalu, kami memberanikan diri membuka outlet yang diberi nama ‘jahe Hantu Cornet’ dI Komet Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Magelang, Jalan Tidar 2,” imbuh Vico.Â
Komet merupakan salah satu tempat laboratorium kewirausahaan untuk mahasiswa FE UM Magelang yang ingin mengembangkan usahanya. Target pasar Jahe Hantu, lanjut Vico, adalah semua golongan baik dari usia anak-anak, dewasa hingga orang tua, dan “Para Penjahat” –sebutan bagi para penikmat Jahe Hantu.Â
Meski baru beberapa bulan buka, mereka mengaku sudah sering menerima pesanan untuk berbagai acara seperti gathering dan arisan. Agar ‘Jahe Hantu’ ini lebih dikenal luas, mereka sering mengikuti event bazaar atau pameran. “Kita akan terus mengembangkan variasi-variasi menu yang unik dan sehat untuk kita konsumsi,” kata Vico.Â
Mereka pun optimistis, usaha Jahe Hantu punya prospek bagus untuk ke depannya. Usaha ini  diharapkan mampu menjadi peluang usaha sekaligus pembuka kesempatan kerja yang menjanjikan. (kompas.com)