BERTUAHPOS.COM — Pertumbuhan ekonomi Indonesia ditaksir hanya akan menyentuh angka minus 1,45 – 2,80% [YoY]hingga tutup tahun 2020. Begitu perkiraan dari Asosiasi Pengusaha Indonesia [Apindo].
Ketua Apindo Hariyadi Sukamdani menerangkan bahwa pandemi corona [Covid-19] telah ‘mengubah’ proyeksi pertumbuhan ekonomi Tanah Air dengan angka penurunan yang signifikan.
Dia mengatakan bahwa semua pihak menyadari itu, termasuk dunia usaha. “Covid-19 telah menyebabkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 berubah total,” ungkapnya, seperti dikutip dari Antara.
“Realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama [2020] sebesar 2,97%, lalu ‘tenggelam’ hingga 5,32% di kuartal kedua, meski bangkit ke posisi minus 3,49% pada kuartal III,” sambungnya.
Demikian dengan pertumbuhan ekonomi di kuartal keempat yang diperkirakan masih dalam pusaran minus. Hal itu membawa taksiran pertumbuhan ekonomi keseluruhan di tahun ini dalam teritori negatif.
Dunia usaha di Tanah Air masih optimis bahwa pertumbuhan ekonomi akan membaik di tahun 2021. Diprediksi pertumbuhannya 3-5% (YoY).
Perkiraan angka pertumbuhan ini lebih rendah dari prediksi Bank Indonesia [BI]. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan 4,8-5,8% [yoy].
“Karena memang ekonomi global yang masih dirundung ketidakpastian di tahun depan,” kata Hariyadi Sukamdani.
Para pelaku dunia usaha, sejauh ini masih belum bisa berharap banyak terhadap pulihnya kondisi ekonomi di tengah pandemi Covid-19.
Oleh sebab itu, menurutnya, pengangan Covid-19 harus menjadi prioritas utama pemerintah, agar dunia usaha mendapat kepastian.
Satu-satunya harapan ada pada vaksinasi yang rencananya akan dilakukan pemerintah dalam waktu dekat. Namun untuk tingkat keberhasilan, masih menjadi hal yang belum mendapat jaminan secara penuh.
Tapi jika vaksinasi berhasil, “Maka bukan tak mungkin pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi dari proyeksi Apindo,” katanya.
Namun bergantung sepenuhnya kepada vaksinasi Covid-19 juga bukan menjadi hal utama bagi dunia usaha. Dengan kata lain, vaksin hanya secercah harapan untuk situasi dan kondisi yang lebih baik kedepannya.
“Kalau dalam pelaksanaannya ternyata vaksinasi tidak bisa menghambat (penularan) secara keseluruhan, ini juga tentunya akan ada kekhawatiran di masyarakat,” kata Sukamdani. (bpc2)