BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Di Pekanbaru kini ada duet Ro-Ro alias Roma dan Roy. Namun bukan bola mereka lesakkan, seperti pemain Barca RoRo alias Ronaldo-Ronaldhino.
Justru ikan patin olahan yang ‘digocek’, menjadi otak-otak ikan patin. “Awalnya kita melihat potensi ikan patin di Riau. Oleh-oleh khas Pekanbaru kan masih terbilang minim. Terfikir menjadikan ikan oleh-oleh sekaligus konsumsi masyarakat tempatan. Dari aspek bisnisnya kita juga bisa dapat fee,” kata Roma satu kali di basecamp-nya di belakang Burger King Panam medio Agustus 2020.
Kalau dikaitkan dengan pandemi 6 bulan terakhir, kata Roma justru perubahan pola hidup yang memunculkan ide ini. “Kita melihat dari kajian perubahan behavior lalu dapat polanya. Apalagi tren makanan-makanan ke depan model siap saji dan beku, terus bisa dikirim tanpa merepotkan konsumen yang datang,” katanya.
Sebenarnya varian otak-otak goreng ini hanya berbeda prosesnya dibanding otak-otak bakar kebiasaan makanan tanah Melayu seperti Pangkalpinang dan Tanjungpinang.
“Kita mengolah dari ikan segar, lalu divilet. Buka kulit, dan hancurin pakai mesin, kemudian kita olah. Karena masih relatif baru, jadi masih pengurusan izin BPPOM. Harapan ke depan, kita ingin pasarnya tidak saja di Pekanbaru, tapi juga ke Jawa, yang cukup tertarik dengan makanan frozen,” ungkap dosen kewirausahaan dan konsultan putra Rengat Inhu ini.
Roy yang menjadi tandem Roma mendirikan usaha di bawah bendera PT Elevasi 3 tahun terakhir ini membenarkan kisah Roma. “Malah awalnya kita buat minuman jamu, untuk imun tubuh. Tapi, kayaknya belum klik di pasar. Kilta beralih ke makanan, Pak Roma yang mencari idenya, tercetuslah otak-otak itu. Kita yang olah bahannya,” kata Roy di basecamp sama, yang merupakan rumah kediaman tantenya ini.
“Testernya sampai 10 kali tester loh, temen-temen, keluarga, hingga kita dapat resepnya, baru kita produksi. Dengan modal kongsi-kongsi,” jelas Roy yang juga masih menjual suplemen di market place ini.
Soal omzet, Roma dan Roy serempak mengatakan mengatakan omzet penjualan otak-otak belum stabil. “Kita baru jualan baru pada kenalanan, jaringan, keluarga, dengam menitip baru di 4 titik gerai di Pekanbaru, wajar kalau omsetnya belum stabil karena baru 3 bulan awal. Tapi, kalau dirata-ratakan baru 6 juta per bulan. Kita berharap kondisi traffic orang ke Pekanbaru kembali normal,” tekad Roma, karena harus bersaing dengan pabrikan yang sudah duluan mengolah otak-otak dari tepung ikan. (bpc5)