BERTUAHPOS.COM, YOGYAKARTA – Hilir mudik muda mudi silih berganti seolah tak pernah henti sejak pagi hingga dini hari. Pemandangan ini sudah biasa di kawasan Selasar Malioboro, pusat Kota Yogyakarta.
Para seniman jalanan bersenandung merdu memecah sendu. Penjaja dagangan menyapa ramah dengan tawaran harga murah, cafe dan restoran berhias gemerlap lampu aneka warna, para pejalan kaki menikmati kesibukannya sendiri-sendiri.
Selintas begitulah kira-kira suasana di Selasar KAI, Jalan Pasar Kembang Sosromenduran, Gedongtengen, Yogyakarta pada suatu kesempatan lalu. Tempat ini biasa dikenal dengan sebutan Selasar Malioboro.
Bangunan-bangunan yang berdiri kokoh di pinggir jalan seperti rumah lama berkonsep klasik, dominan cat putih, banyak jendela kaca dengan genteng tanah liat, bahkan terlihat seperti bangunan megah di zaman Belanda. Sedangkan konsep city walk yang diusung, kian memperkuat kesan klasik yang disuguhkan.
Di sekitar kawasan ini, ada salah satu tempat yang cukup banyak mencuri perhatian wisatawan, Angkringan Kopi Jos Selasar Malioboro. Bentuknya seperti food court, dengan beraneka ragam kuliner khas Jogja tersaji menggugah selera.
Di sini, wisatawan bisa menikmati nasi kucing, aneka sate, tahu tempe bacem, sayur asem, wedang jahe, wedang ronde, ayam dan bebek bakar maupun goreng, aneka masakan mie, dan yang paling khas di sini adalah kopi jos-nya.
Menikmati dia nasi kucing dan lima tusuk sate seafood, sate telur puyuh, sate kornet, dan dua tusuk sate hati ampela, plus es teh, rasanya sudah cukup bikin perut sesak. Namun, yang paling seru dari tempat ini, suasana nongkrongnya. Terasa sederhana namun tak murahan, walau masing-masing meja sibuk dengan obrolannya sendiri-sendiri.
”Ini salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi kalau ke Jogja,” kata Sawitri, salah seorang pengunjung asal Jawa Timur, saat berbincang dengan Bertuahpos.com, malam itu.
Selasar Malioboro dijadikan sebagai destinasi wisata di Yogyakarta, belum terlalu lama, sekitaran Maret 2021 lalu yang menjadi bagian dari program PT Kereta Api Indonesia (PT KAI).
Kawasan ini bahkan berada masih dalam kawasan stasiun kereta di Tugu Jogja. Lokasi ini menjadi unik karena konsep wisata yang diusung adalah heritage (warisan).
Konsep ini langsung datang dari pihak pengelola PT KAI dan diresmikan oleh keluarga Keraton Yogyakarta. Yang ingin ditampilkan sederhana saja, betapa klasiknya Kota Yogyakarta.
Tak cuma menjadi destinasi wisata baru di negeri keraton, Selasar Malioboro hadir sebagai penunjang pelayanan bagi para penumpang kereta api. Makanya, di sekitar kawasan ini bermunculan beragam wisata kuliner, baik modern maupun tradisional. Dengan sekejap, tempat ini menjadi destinasi wisata kuliner baru di kawasan Malioboro.
Bagi para traveler yang baru saja melakukan perjalanan jarak jauh, cocok untuk melepas penat di sini. Karena tersedia berbagai fasilitas umum, seperti kamar mandi, toilet bahkan loker tempat penyimpanan barang.
Untuk membuat wisatawan jauh lebih aman, transaksi dilakukan tanpa uang tunai dan loker lebih aman karena menggunakan sistem canggih yang disebut loker pintar. Pesanan swalayan dapat diakses dari aplikasi dan pengunjung dapat memilih paket harga terbaik.
Di kawasan ini juga banyak sekali hotel berbintang, losmen, hingga homestay, bahkan kos-kosan pun ada dengan harga yang sangat menyesuaikan.
Bertuahpos.com malam itu, berbincang sebentar dengan Ratna, seorang pemilik salah satu angkringan di Angkringan Kopi Jos Selasar Malioboro. Darinya diketahui bahwa 90 persen yang datang ke tempat ini adalah pendatang. “Kalau mahasiswa sangat jarang, kecuali weekend,” katanya.
Soalnya juga tak perlu khawatir, rata-rata nasi kucing hanya dijual Rp3.000 per bungkus. Beli dua bungkus saja sudah bikin kenyang, apalagi ditambah dengan aneka sate dan jajanan lainnya.
Bertuahpos.com, bertemu dengan teman lama. Namanya Annafi. Dulunya dia pernah menjadi jurnalis di salah satu media lokal di Riau, namun kini melanjutkan pendidikan S2-nya di Universitas Sebelas Maret, Solo, Jawa Tengah.
Dia bertolak dari Solo ke Yogyakarta untuk sekedar melepas rindu dengan kawan-kawan se-profesinya dulu. “Naik kereta dari Solo ke Jogja rasanya sangat dekat, cuma satu jam,” katanya membuka cerita.
Selain itu, harga tiket juga sangat ramah dikantong. Solo – Jogja hanya Rp8.000 untuk sekali keberangkatan. “Pakai e-money bisa top up langsung tanpa beli tiket,” sambungnya.
Kata dia, Selasar Malioboro menjadi salah satu destinasi wisata favorit, terutama di kalangan anak muda. Ada banyak wisatawan dari Solo ke lokasi ini cuma untuk nongkrong, lalu balik lagi ke Solo naik kereta malam.***