BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Pengamat kebijakan publik dari Universitas Islam Riau (UIR), Dr Moris Adidi Yogia menyebutkan dirinya sepakat jiK satgas Covid-19 menjatuhkan sanksi atas kasus karumunan di Asia Heritage.
Saat dihubungi Bertuahpos.com, Kamis 20 Mei 2021, Moris mengatakan Satgas Covid-19 perlu menjatuhkan sanksi kepada Asia Heritage, yang dinilainya sudah melanggar aturan Protokol Kesehatan (prokes).
Menurut Moris, setidaknya satgas menjatuhkan sanksi teguran tertulis. Jika kemudian hari terjadi pelanggaran prokes kembali, baru bisa dijatuhi hukuman berat seperti penutupan.
“Jika buka lagi, kemudian melakukan pelanggaran lagi, maka sanksinya bisa berat, seperti penutupan,” ujar Moris.
Sebelumnya, Suroto, warga Jalan Pembangunan, Pekanbaru, melaporkan dugaan tindak pidana pada kerumunan di tempat wisata Asia Heritage Minggu, 16 Mei 2021 ke Polda Riau. Ia menduga telah terjadi pelanggaran protokol kesehatan pada kerumunan tersebut.
Suroto, yang juga seorang advokad di Provinsi Riau ini, usai menyampaikan laporan ke Ditreskrimum dan Ditreskrimsus Polda Riau, kepada Bertuahpos.com, Senin 17 Mei 2021, mengatakan, kerumunan yang terjadi di tempat Wisata Asia Heritage, Muara Fajar, diduga telah melanggar Pasal 93 Undang-Undang RI Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan dan Pasal 216 KUHP, Pasal 14 ayat (1) Undang-undang R.I Nomor 4 Tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular.
Lebih lanjut, Suroto mengatakan masyarakat Pekanbaru terganggu dengan peristiwa kerumunan orang dalam jumlah besar yang terjadi pada hari Minggu tanggal 16 Mei 2021 di tempat wisata Asia Heritage Jalan Yos Sudarso KM 12 Muara Fajar, Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru. Kerumunan ini diduga melanggar protokol kesehatan, dikarenakan tidak menerapkan jaga jarak dan wajib masker bagi setiap pengunjung.
“Dalam status Kota Pekanbaru yang masih zona merah, peristiwa tersebut sangat berpotensi untuk meningkatkan penyebaran Virus Covid-19 dalam skala besar. Bukan hanya untuk wilayah Kota Pekanbaru, tetapi juga untuk kota/kabupaten lain yang saat itu warganya berkunjung ke tempat wisata Asia Heritage,” ujar Suroto. (bpc4)