BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Melonjaknya angka kasus terkonfirmasi corona di Riau sangat signifikan dalam kurun waktu sebulan belakangan. Pihak berwenang di Riau mengklaim sudah berupaya, namun sejauh ini, angka penyebaran kasus belum bisa ditekan.
Pemerintah daerah meyakini antara rendahnya disiplin masyarakat dengan tingginya angka kasus Covid-19 di Riau memiliki korelasi yang kuat. “Sebenarnya, tidak sulit menerapkan protokol kesehatan,” kata Gubernur Riau Syamsuar, Rabu, 19 Agustus 2020, di Gedung Daerah, Pekanbaru.
Data yang dirilis Dinas Kesehatan Provinsi Riau, per 18 Agustus 2020, total jumlah kasus terkofirmasi di Riau sebanyak 1.039 kasus. Pekanbaru dan Siak merupakan daerah dengan kasus terbanyak.
“Apa sulitnya pakai masker, cuci tangan, jaga jarak, itu semua tidak sulit sebenarnya kalau ada kemauan. Saya pikir ini pekerjaan yang mudah asal ada kemauan,” tambah Gubri.
Perubahan Perilaku Sosial
Sejak kehidupan normal baru diterapkan, orang-orang seperti dapat ‘angin segar’. Saat itu perubahan perilaku masyarakat terlihat sangat jelas. Menurut Walgito (2010), perilaku dapat dibagi menjadi dua, perilaku refleksif dan berlaku non refleksif. (Misalnya, kita harus melakukan apa saat melihat insiden kecelakaan). Itu perilaku non refleksif — dikenalikan oleh pusat kesadaran (otak). Patuh pada protokol kesehatan itu perilaku non refleksif.
Sedangkan, definisi sosial (KBBI) adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan masyarakat, yang didalamnya terdapat komponen komunikasi dan interaksi (untuk kepentingan umum).
“Perilaku sosial adalah keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain atau terhadap kelompok pada khususnya sesuai dengan kondisi di lingkungan,” menurut Hurlock (1978). Perilaku sosial adalah Perilaku yang menunjukan atau memperlihatkan, menerima, mengakui, menyetujui serta melaksanakan norma-norma yang berlaku dalam individu berbeda — Ahmadi (2001).
Munkinkah Stigma Kehidupan Normal Baru Ditafsirkan Keliru?
Menurut Psikolog Ajeng Raviando, orang-orang yang ‘cuek’ terhadap protokol kesehatan, sebenarnya, mereka memang tak pernah menerapkan protokol kesehatan sejak awal, karena merasa baik-baik saja.
“Ada orang yang tetap tidak pakai masker, tidak jaga jarak, tidak cuci tangan, dia fine-fine saja menurut dia. mereka masuk dalam kelompok orang yang berasumsi bahwa covid sama sekali tidak berpengaruh terhadap perubahan perilaku. Misalnya, kalau mau terpapar, ya terpapar aja, pakai masker atau tidak pakai masker, ya nggak ada ngaruh,” ungkapnya seperti dikutip dari Antara.
Syamsuar juga menyadari bahwa kehidupan normal baru, sepertinya ditafsirkan berbeda dari yang sesungguhnya. “Kebiasaan baru ini jangan dianggap balik seperti ke masa sebelumnya, tapi kebiasaan baru ini bagaimana kita memperhatikan untuk mengutamakan kesehatan dan pemulihan ekonomi. Sebab kita telah lihat ketika pelaksanaan PSBB, ekonomi banyak terganggu. Termasuk negara-negara maju yang melakukan lockdown,” ujarnya.
Kata Syamsuar, ada tiga daerah di Provinsi Riau yang perlu mendapat perhatian serius lantaran adanya lonjakan kasus covid-19. Ketiga daerah tersebut, yakni Kota Pekanbaru, Kabupaten Siak dan Kampar. Dia juga mengingatkan agar satgas di masing-masing daerah dapat bekerja lebih keras. Dengan demikian, jumlah kasus positif di wilayah setempat dapat ditekan.
Bahkan, dia mengaku telah berkoordinasi dengan Polda Riau dan Korem 031/Wirabima terkait terkait pelibatan aparat petugas untuk mendisiplinkan masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan. “Kemarin saya dengan Pak Danrem, Pak Kapolda sudah koordinasi, mereka siap menerjunkan pasukan untuk mendisiplinkan masyarakat,” tuturnya. (bpc2)