BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Riau Aidil Haris menilai fenomena politik patrimonial lebih menonjol di Pilkada Riau 2020.
Hal ini terlihat dari pencalonan Kasmarni (Istri Amril Mukminin) dan Rezita Maylani (Istri Yopi Arianto) di Pilkada Riau tahun ini.
Politik patrimonial adalah istilah yang mengacu pada sistem regenerasi yang mengutamakan ikatan genealogis atau pewarisan. Meskipun istilah ini biasa terjadi dalam sistem kekuasaan berbasis dinasti.
“(Pencalonan para istri mantan bupati) ini bagian dari politik patrimonial. Orang-orang yang memanfaatkan keluarga untuk mempertahan kekuasaan. Mirip-mirip feodal,” ungkapnya kepada Bertuahpos, Jumat, 28 Agustus 2020.
Dalam pandangan demokrasi, menurut Aidil Haris, sistem seperti ini cederung tidak sehat, karena akan sangat berpotensi terhadap korupsi, kolusi dan nepotisme atau KKN, dan money politic. Meski dalam Undang-Undang tidak pernah melarang itu.
“Ini yang jadi persoalan. Kalaulah calon yang muncul punya kapabilitas bagus tak soal. Tapi kalau tidak? ini masalahnya. Sehingga orang yang punya kemampuan dan kapabilitas yang baik untuk memimpin jadi tersingkir. Politik seperti ini efeknya luar biasa,” sambungnya.
Dia menjelaskan, publik sebagai orang yang mempunyai hak pilih tidak bisa dilarang agar tidak memilih kelompok ini, sebab memang tidak ada sistem yang mengatur itu.
Namun, publik punya hak menganalisis latar belakang setiap calon sebagai referensi untuk memilih. Itulah yang kini harus dilakukan oleh setiap calon pemilih. Dengan tujuan pemimpin yang akan duduk betul-betul membawa perubahan.
“Misilnya Kasmarni (Bengkalis), bisa dilihat dari trackrecord suaminya Amril Mukminin, yang saat ini tersandung dalam kasus korupsi. Termasuk Rezita Maylani istri Yopi Arianto yang viral marah-marah dalam Musda Golkar belakangan.”
“Apakah orang-orang dalam kelompok ini bisa diandalkan menjadi pemimpinan daerah? Publik punya penilaian sendiri, silahkan,” sambung Aidil Haris. (bpc2)