BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Rektor UIN Suska Riau Ahmad Mujahidin merespon pernyataan Anggota DPR RI Ahmad terkait meminta kepada Kementerian Agama, agar memberhentikan dirinya sebagai Rektor UIN Suska Riau. (Baca: Legislator Riau Minta Menteri Agama Copot Rektor UIN Suska Riau).
Respon ini disampaikan Ahmad Mujahidin melalui akun YouTube UIN Suska Riau Official. Dalam video itu, dia mengaku kaget dengan adanya pernyataan anggota DPR RI asal Riau itu.
“Bak disambar petir di siang bolong. Tak ada angin, tak ada hujan, saya mendengat video di FB, grup WhatsApp yang menyebar yang berisi rekaman rapat Pak Menteri Agama dengan Komisi VII DPR RI dimana Pak Ahmad, salah satu yang berbicara di sana,” katanya, Rabu, 9 September 2020.
“Dari beberapa penggal video yang sampai ke saya, Bapak Ahmad yang terhormat dengan tegas memberikan pernyataan-pernyataan yang saya pikir perlu saya klarifikasi. Karena bapak menggunakan video, maka akan saya balas dengan video,” ujarnya.
Dalam video itu, Rektor UIN Ahmad Mujahidin mengatakan, pernyataan yang dilontarkan Ahmad dalam bentuk tudingan itu berdasarkan data hasil reses. Kemudian terkait dengan pengelolaan UIN Suska Riau. Dia juga mengulang beberapa pernyataan Anggota DPR RI itu, yang menyebut UIN berada di posisi ‘kincit’ di saat dirinya memimpin.
Hingga pernyataan terhadap pembiaran masjid dan aktivitasnya. Terus manajemen saya yang katanya manajemen bodoh. Ada tuduhan korupsi, dan pembungkaman aksi mahasiswa.
Pernyataan Klarifikasi
“Terus terang saja Pak Ahmad, sejak terima (video) itu, saya sudah WA ke bapak. Alhamdulillah, sampai saat ini bapak tak ada jawab WA saya. Dan untuk penyeimbang, saya juga membuat video yang sama. Untuk masyarakat secara luas,” jelasnya.
Ahmad Mujahidin mengatakan, hal pertama yang perlu diklarifikasinya, bahwa dirinya mengaku sudah cek bahwa Anggota DPR RI itu belum pernah mengadakan reses sampai ke UIN Suska Riau. Sehingga pernyataan itu, secara data dan fakta belum didapatkan.
Dirinya lalu menanggapi pernyataan soal UIN Suska Riau berada di urutan nomor uncit semasa dia memimpin, Ahmad Mujahidin merespon dengan mengatakan, bertolak belakang dengan apa yang sudah dicapai perguruan tinggi itu selama dirinya menjadi rektor.
Pada 30 Januari 2020, dijelaskannya, perangkingan terhadap perguruan tinggi (PTAIN) se-Indonesia, ada empat penilaian, pertama terkait jumlah domain dan subdomain IT, diakui oleh dunia. Lalu ada visibility dan network, transparansi dan ekselensi. “Alhamdulillah Pak Ahmad, dan seluruh pendengar juga Pak Menteri, UIN Suska Riau mendapat rangking pertama untuk versi Webometrics. Ini tidak mudah mencapainya Pak Ahmad,” ungkapnya.
Selain itu, dijelaskannya, pada Maret 2020 Ulern telah memberikan rangking kepada PTN dan PTAIN se-Indonesia yang jumlahnya ratusan, lalu terklaster 40 PTN terbaik se-Indonesia. “Kita berada di rangking 30.” Artinya, UIN Suska Riau bisa melakukan terobosan terbaik untuk mencapai apa yang sudah dicita-citakan (word class university). “Kita ingin menjadi pilihan pertama tingkat dunia,” jelasnya.
Membantah Tudingan-tudingan
Sebagian besar dalam video klasifikasi ini, Ahmad Mujahidin membantah tudingan-tudingan yang dilakukan Mantan Bupati Rokan Hulu itu. Kemudian pada bagian menjelang akhir dalam video itu, dia juga menanggapi terkait pernyataan Ahmad bahwa banyak mahasiswa dan dosen yang melaporkan kondisi UIN Suska Riau saat ini.
“Kita sama-sama sahabat Pak Ahmad, pernah bersusah payah, sama-sama berjuang di Riau. Alangkah baiknya bapak tabayun kepada rektor. Dan bapak juga bisa mendidik dosen dan mahasiswa, bahwa atasan Anda itu rektor. Jadi diselesaikan secara internal dulu, Pak. Bukan dikoar-koarkan ke luar,” ungkapnya.
“Saya organisasi kemahasiswaan, saya aktivis yang jadi rektor. Insyaallah saya tahu bagaimana berorganisasi yang baik.”
Pada bagian akhirnya videonya, Ahmad Mujahidin meminta agar setiap masalah diselesaikan dengan tenang agat tidak berlarut-larut dan menimbulkan fitnah. Serta sama-sama membangun bangsa di tengah Covid-19. (bpc2)