BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Provinsi Riau dan Jambi saat ini berada dalam ‘ancaman’ Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Kondisi cuaca yang dialami kedua provisni ini, menurut BMKG hampir sama. Sama-sama memasuki musim panas sejak Juli ini. Riau dan Jambi akan dihadapkan pada situasi kekeringan sehingga dianggap sangat rawan terhadap potensi kebakaran.
“Informasi ini sudah disampaikan langsung oleh BMKG dalam rapat koordinasi penanganan Karhutla di Jakarta beberapa waktu lalu. Warning itu, Riau dan Jambi, karena puncak panas ada pada Juli ini. Makanya kita harus lebih maksimal lagi dal pencegahan dan pengawasan terhadap Karhutla,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau Edwar Sanger, Rabu, 08 Juli 2020.
Selain Riau dan Jambi, ada satu lagi provinsi di Sumatera yang juga perlu pendapat pengawal serius terhadap potensi Karhutla. Yakni Sumatera Selatan. Pada ‘musim’ asap tahun 2015, Pemprov Riau mencatat bahwa penanganan Karhutla sudah maksimal. Namun asap masih tetap menutupi langit Pekanbaru akibat kiriman dari Provinsi Sumatera Selatan.
Menurut BMKG, posisi Riau berada pada letak pembelokan arah angin, sehingga cenderung asap yang dibawa dari hasil kebakaran hutan dan lahan di daerah itu menumpuk dan tertahan sehingga menyebabkan Kota Pekanbaru ketika itu berkabut di musim panas. Sementara, asap kiriman ini juga ‘menjarah’ hingga ke provinsi tetangga.
Masuknya musim kemarau ini, membuat ancaman kebakaran lahan semakin berpeluang terjadi di Riau. Sebab setiap tahunnya Riau memang langganan terjadi Karhutla saat musim kemarau tiba. Untuk itu Satgas Karhutla Riau akan meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman tersebut.
“Ini harus jadi perhatian kita, upaya-upaya harus kita lakukan lebih maksimal lagi supaya Karhutla di Riau tidak muncul lagi, termasuk meningkatkan koordinasi dengan dasbord lancang kuning. Sinergi antara TNI-Polri dan pemerintah daerah yang selama ini sudah berjalan dengan baik itu terus kita tingkatkan lagi,” kata Edwar. (bpc2)