BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Sugiono (34) masih ingat betul bagaimana awal dia menaruh hati dengan seorang gadis yang kini menjadi istrinya. Ketika itu, tahun 2007, Saiful dan hayati tergabung dalam salah satu organisasi di Kampus UIN Suska Riau.
Setahun melakukan masa penjajakan, dia akhirnya mengutarakan perasaan cinta yang telah bersemi kepada pujaan hati. Gayung bersambut, cinta Saiful diterima. Mereka kemudian menjalani hubungan sampai dia menjalani sebuah pekerjaan profesional di luar kampus. Sedangkan Hayati fokus menyelesaikan kuliah.
Tahun 2014, setelah saling mantab dengan komitmen bersama, mereka melangsungkan pernikahan di Tapung, Kabupaten Kampar, Riau dan kini telah dikaruniai oleh 2 orang anak. Mereka kini tinggal di Jalan Suka Karya, Pekanbaru, Riau.
Cerita lain datang dari Aldilla H Putri (27), seorang ibu rumah tangga yang berdomisi di Jalan Ronggowarsito, Pekanbaru, Riau. Tahun 2016 dia bekerja di salah satu perusahaan swasta. Dilla kemudian bertemu dengan seorang pria yang tak lain adalah kakak tingkatnya waktu kuliah dulu.
Komunikasi terjalin dengan baik antara keduanya. Hingga membuat mereka kemudian semakin dekat. Setelah melewati masa penjajakan, kurang lebih setahun, mereka kemudian memutuskan untuk menikah pada tahun 2017, dan kini dikarunia seorang putri.
Karena kantor tempatnya bekerja tidak membolehkan pasangan suami istri sekantor, Dilla kemudian memutuskan untuk berhenti dan kini mengurus rumah tangga. Sedangkan suaminya masih bekerja.
Kisah cinta bersemi di tempat kerja, atau cinta bersemi di satu organisasi, bukan sebatas kalimat puitis belaka. Ada banyak orang yang mengalaminya hingga memutuskan hubungan mereka di panggung pelaminan. Satu kalimat yang keluar dari Misgiona saat berbincang dengan bertuahpos.com, “Cinlok itu menyenangkan,” katanya.
Menikahi wanita dalam organisasi yang sama tentu saja atas keyakinan kuat, sebab dia mengetahui cukup dalam tentang keseharian pasangan. Kondisi itulah yang membuatnya bisa menerima kekurangan dan kelebihan pasangan. “Yang membuat yakin itu, ya karena kita pasti mengetahui lebih jauh tentang pasangan kita, karena setiap hari kita bersama dengannya,” ungkapnya.
Sementara bagi Dilla, menjalin hubungan asmara dengan orang sekantor tentu membuat dirinya bisa belajar menerima kondisi satu sama lain. “Pasti, dong, kita lebih bisa mengerti suami dengan pekerjaannya karena kita dari lingkungan pekerjaan yang sama,” katanya.
Studi terbaru menunjukkan, mayoritas pekerja pernah berpacaran dengan pekerja lain di kantor, atau dalam satu organisasi. Tak ayal, kantor jadi salah satu tempat untuk bertemu jodoh. Studi ini dilakukan oleh perusahaan konsultan Jepang, Biz Hits. Mereka menyurvei 1.000 pekerja atau anggota organisasi mengenai kisah cinta mereka.
Hasilnya, survei ini mendapati, mayoritas atau sekitar 61% pekerja menjalin cinta dengan seseorang di kantor mereka. Sebagian besar romansa itu bergejolak pada pekerja usia muda. Sebanyak 72% terjadi pada usia 20-an, 14% pada usia 30-an, 10% pada usia remaja, dan 2% pada suai 40-an dan 50-an.
Sedangkan mayoritas pekerja berkencan dengan manajer, bos, atau senior. Sebanyak 212 orang atau sekitar 21% para pekerja menjalin hubungan dengan manajer, bos, senior atau orang yang bekerja lebih lama di perusahaan tersebut.
Sebanyak 20% menyatakan menjalin hubungan romantis dengan pekerja yang berada pada satu level atau masuk ke perusahaan tersebut pada waktu yang sama. Sebanyak 8% berpacaran dengan junior atau orang yang baru masuk ke perusahaan tersebut.
Sekitar 4% pekerja juga berpacaran dengan orang dari departemen yang lain. Sekitar 3% orang mengencani pekerja paruh waktu atau freelancer di tempat kerja. Sebesar 38% responden mengaku bahwa bagian paling sulit saat berkencan di kantor adalah menjaga agar hubungan tak diketahui orang lain. (bpc3)