BERTUAHPOS.COM – Ulasan persoalan ini akan dimulai dengan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori Nomor 4998: Sesungguhnya marah itu dari setan dan setan itu diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Maka, apabila salah seorang dari kalian marah, hendaklah berwudhu?
Hadis ini memang sangat populer, dan juga telah diajarkan dalam majelis-majlis ilmu. Setan akan selalu menggoda manusia dengan berbagai cara. Salah satunya dengan rasa marah. Tujuannya tidak lain agar Muslim ingkar kepada Allah. Jika kita lihat dari sisi sosial, orang-orang dengan sifat kemarahan yang dominan cenderung akan dijauhi bahkan dikucilkan. Tak ada seorangpun yang menyukai orang yang pemarah.
Kemarahan merupakan salah satu bentuk emosi yang sangat lekat dalam diri manusia. Sama dengan emosi lainnya, kemarahan harus diekspresikan dengan baik untuk menjaga kesehatan mental kita sebagai manusia. Ketidakmampuan dalam menahan amarah menjadi bagian dari manusia. Namun, dalam beberapa kasus, kemarahan terus menerus bisa menjadi tanda masalah yang lebih dalam, yaitu depresi.
Pesan hadits di atas sudah sangat jelas tentang celaan terhadap adanya amarah, hal ini memperingatkan orang supaya menjauhi berbagai faktor pemicu amarah. Sebab satu jawaban yang sama dilontarkan Rasulullah SAW untuk merespon satu permintaan yang diulang-ulang tersebut tentu menjadi petunjuk betapa besarnya bahaya yang ditimbulkan oleh kemarahan atau emosi tersebut.
Keutamaan wudhu memang sangat luar biasa. Disebutkan dalam hadits lain bahwa manfaat wudhu bukan hanya membuat wajah kita menjadi semakin bercahaya di dunia tetapi juga di akhirat kelak.
Rasulullah SAW bersabda : Sungguh umatku akan di seru pada hari kiamat dengan keadaan bercahaya, karena bekas wudhunya (Abu Hurairah menambahkan), jika apa yang mampu melebihkan panjang sinar dalam tubuhnya maka lakukanlah. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Ada beberapa cara lain yang diajarkan Rasulullah SAW untuk meredam kemarahan. Selain berwudlu seorang Muslim hendahnya meminta perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk dengan membaca ta’auz sebagai bentuk bahwa kita senantiasa selalu ingat kepada Allah.
Kemudian mengubah posisi. Rendahkan diri, atau mengambil posisi yang lebih rendah dari orang yang menjadi sasaran kemarahan kita. Dan berusahalah untuk diam. (bpc3)