BERTUAHPOS.COM — Sebuah pesawat VoePass dengan 57 penumpang dan empat anggota kru jatuh di kawasan pemukiman di Vinhedo, negara bagian Sao Paulo, Brasil, pada Jumat sore (9/8). Kecelakaan tragis ini menewaskan seluruh penumpang dan kru di dalamnya.
Pesawat yang dioperasikan oleh maskapai VoePass, bagian dari armada kecil pesawat ATR, tengah melakukan penerbangan dari negara bagian Parana menuju Bandara Internasional Guarulhos di Sao Paulo. Gubernur Sao Paulo, Tarcisio de Freitas, mengonfirmasi dalam konferensi pers bahwa tidak ada yang selamat dalam kejadian ini.
Dalam sebuah unggahan video ke media sosial menunjukkan detik-detik jatuhnya pesawat, yang terlihat berputar-putar sebelum akhirnya menghantam tanah. Hingga saat ini, penyebab kecelakaan belum dapat dipastikan. VoePass dalam pernyataannya menyebutkan bahwa penyelidikan terkait insiden ini sedang berlangsung.
Berdasarkan data dari FlightRadar24, kontak terakhir dengan pesawat terjadi ketika pesawat berada pada ketinggian 4.100 kaki (1.250 meter) saat mendekati Sao Paulo.
Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, menyampaikan belasungkawa dan meminta satu menit hening untuk para korban dalam sebuah acara resmi. “Sepertinya semua orang telah meninggal,” ujarnya.
Tim pemadam kebakaran negara bagian Sao Paulo telah mengerahkan tujuh tim untuk menangani lokasi kecelakaan. Gubernur Freitas bersama Gubernur negara bagian Parana, Carlos Roberto Massa Junior, berencana segera terbang ke Vinhedo untuk memantau situasi.
Pesawat yang jatuh adalah model ATR 72, sebuah turboprop mesin ganda yang biasanya mampu menampung sekitar 70 orang. Model ini umumnya memiliki catatan keselamatan yang baik dan populer di negara-negara dengan medan terjal serta bandara kecil. Insiden ini kemungkinan menjadi salah satu kecelakaan paling mematikan di Brasil sepanjang tahun 2024.
VoePass, salah satu maskapai tertua di Brasil, memiliki armada 16 model ATR dengan usia rata-rata sekitar 17 tahun. Pesawat yang terlibat dalam kecelakaan ini berusia 14 tahun. Maskapai tersebut awalnya menyebutkan ada 62 orang di dalam pesawat, namun kemudian memperbarui jumlah tersebut menjadi 61 orang.
ATR, sebagai produsen pesawat, telah menyatakan akan bekerja sama dengan pihak berwenang dan pelanggan untuk menyelidiki penyebab kecelakaan. “Pikiran pertama kami adalah untuk semua individu yang terkena dampak peristiwa ini,” ujar ATR dalam pernyataannya.
Insiden ini menambah catatan kelam dalam dunia penerbangan, mengingat pada tahun 2023 tidak tercatat adanya kecelakaan fatal yang melibatkan pesawat jet penumpang.***(Melba/Bloomberg Technoz)