BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Per 1 Maret 2021, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau Edwar Sanger resmi memasuki masa pensiun.
Edwar memiliki perjalanan panjang selama mengabdi sebagai ANS di Pemprov Riau. Namun, memang dia lebih dikenal sebagai pentolan dalam penanganan kebencanaan, khususnya dalam hal Kebakaran Hutan dan Lahan.
Tidak dipungkiri, tahun 2015 saat dirinya ditunjuk sebagai Kepala BPBD Provinsi Riau, asap akibat Karhutla di Riau tengah berada dipuncaknya. Tahun itu menjadi catatan kelam bagi Riau sepanjang musibah asap yang sudah berlangsung puluhan tahun lalu.
“Mohon pamit Pak Gubernur, Pak Wakil Gubernur, saya 1 Maret 2021 sudah memasuki masa pensiun,” kata Edwar menyempatkan berpamitan padam forum penetapan status siaga darurat Karhutla Riau, 15 Februari 2021 lalu.
“Terima kasih atas bimbingan, mohon maaf atas segala kesalahan saya selama ini. Bagi saya pensiun bukan akhir dari segalanya, karena pengabdian bisa dilakukan di mana saja,” ujarnya.
Kenangan Bersama Edwar Sanger
Dalam beberapa kali kesempatan wawancara, Bertuahpos.com mengutarakan pertanyaan singkat, apa yang akan dilakukan setelah pensiun?
“Selama saya di BPBD memang ini waktu yang paling sibuk. Waktu saya bersama keluarga menjadi sangat sedikit. Saya akan memperbaiki itu semua di saat saya memasuki masa pensiun,” ujar Edwar.
Edwar mengakui bahwa awal-awal dirinya didapuk sebagai Kepala BPBD, dia harus mengemban beban moral yang berat. Sebab, masalah Kerhutla di Riau sudah menjadi sorotan internasional.
Malaysia, Singapura, dan beberapa negara lain yang bertetangga dengan Riau sudah melayangkan protes dengan menyebut bahwa kiriman asap dari Bumi Lancang Kuning telah mengganggu aktivitas mereka. Beruntung, akhir 2015 Karhula mereda seiring dengan masuknya musim hujan.
“Lalu 2016 menjadi hal yang menakutkan bagi saya. Sebagai pejabat pemerintah, keberhasilan saya memimpin OPD ini diukur masyarakat dengan tidak adanya asap di Riau,” katanya.
“Tahun itu lah saya bernazar, ‘Ya Allah, jika tidak ada asap di Riau tahun ini, saya bernazar akan mencukur kumis.’ Ternyata Allah mengamini doa saya, asap tak ada, dan saya mencukur kumis saya.”
(bpc2)