BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Dosen dan sejarawan dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jajang A Rohmana menyebutkan jika masyarakat selama ini salah kaprah dengan sosok Snouck Hugronje.
Selama ini, Snouck dianggap sebagai mata-mata yang pura-pura masuk Islam, dan kemudian menyusup ke Aceh dengan nama Haji Abdul Ghaffar. Kemudian, Snouck menghancurkan perjuangan rakyat Aceh dengan cara melaporkan kelemahan Aceh kepada kolonial Belanda.
Padahal, menurut Jajang, hal itu tidaklah benar. Menurut dia, Snouck adalah seorang ilmuwan, yang datang ke Aceh demi ilmu penelitian tentang Islam.
“Snouck itu manusiawi. Dia datang baik-baik ke masyarakat (Aceh), dan meneliti pengetahuan tentang Aceh,” ujar Jajang dalam suatu diskusi online yang diikuti bertuahpos.com awal pekan lalu.
Dari hasil penelitian ini, Snouck kemudian memberikan saran kepada pemerintah agar agama Islam diberikan kebebasan, namun juga tidak dibiarkan. Artinya, pemerintah tidak boleh mengintervensi agama, namun juga tidak dibiarkan begitu saja.
“Dari situ lahir Departemen Agama. Itu warisan Belanda atas saran Snouck,” tambah dia.
Disimpulkan Jajang, tidaklah benar bahwa Snouck yang menjadi kunci kehancuran perjuangan rakyat Aceh. Snouck hanyalah seorang ilmuwan, yang melakukan penelitian di tengah masyarakat Aceh.
“Kalau kemudian hasil penelitiannya disalahgunakan kolonial Belanda (untuk menaklukkan perjuangan rakyat Aceh), itu sudah diluar kuasa Snouck,” pungkasnya. (bpc4)