BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Sesaat setelah pesawat Garuda GA 206 transit di Palembang dengan tujuan Medan, seorang pria mendobrak kokpit dan langsung menodongkan senjatanya, Sabtu 8 Maret 1981.
Para pembajak kemudian memerintahkan Kapten Pilot Herman Rante untuk menerbangkan pesawat ke Kolombo, Srilanka. Namun, karena bahan bakar tidak cukup, maka pesawat diterbangkan ke Penang, Malaysia. Tak lama, pesawat kembali diterbangkan ke Bandara Dong Muang, Bangkok, Thailand.
Para pembajak yang berjumlah lima orang kemudian diidentifikasi berasal dari kelompok Komando Jihad. Pemimpinnya adalah Mahrizal, dan anggota lainnya adalah Zulfikar T Djohan Mirza, Sofyan Effendy, Mulyono, dan Wendy Mohammad Zein.
Para pembajak menuntut agar 80 orang amggota Komando Jihad yang ditangkap karena beberapa kasus segera dibebaskan. Mereka juga menuntut uang sebanyak 1,5 juta Dollar Amerika.
Pemerintah Indonesia memutuskan melakukan operasi militer untuk membebaskan Garuda Woyla. Setelah mendapatkan izin dari Pemerintah Thailand untuk melakukan aksi militer, Indonesia segera mengirimkan pasukan khususnya ke Bangkok.
Tanggal 31 Maret 1981, Pukul 02.45 waktu Bangkok, pasukan khusus dari Kopasandha (sekarang Kopassus) menyerbu kabin pesawat. Lima orang pembajak berhasil dilumpuhkan. Namun, Kapten Pilot Herman Rante tertembak, begitu juga dengan seorang pasukan khusus bernama Ahmad Kirang. Keduanya meninggal beberapa hari kemudian.
Namun, seluruh penumpang yang menjadi sandera selamat. Keberhasilan membebaskan pembajakan Garuda Woyla ini kemudian membuat Indonesia mendapatkan pujian dunia internasional, dari berbagai sumber. (bpc4)