BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – 17 Agustus 1945, dwitunggal Bung Karno dan Bung Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Waktu itu, Kerajaan Siak Sri Indrapura masih utuh, dengan kekuasaan penuh di tangan Sultan Syarif Kasim II.
Namun, begitu mendengar kemerdekaan Indonesia, Sultan Syarif Kasim segera menyatakan bahwa Kerajaan Siak adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sultan Syarif Kasim juga turun dari tahta, dan menyerahkan mahkotanya.
Tak sampai disitu, sang sultan juga menyerahkan kekayaan sebanyak 1 juta gulden, atau 69 juta euro pada tahun 2011. Jika dalam rupiah, kekayaan yang diserahkan Sultan Syarif Kasim kurang lebih setara dengan Rp1 triliun lebih. Uang yang sangat banyak di waktu itu, dan mampu menyokong perjuangan Indonesia.
Sultan Syarif Kasim juga berperan aktif membujuk raja-raja yang ada di Sumatera bagian timur untuk bergabung dengan NKRI.
Setelah masa damai, sultan sempat tinggal di Jakarta, namun kemudian menghabiskan masa tuanya di Siak. Pada 23 April 1968, Sultan Syarif Kasim II, sultan terakhir Kerajaan Siak Sri Indrapura, wafat.
Namanya kemudian dijadikan nama Bandara di Pekanbaru. 6 November 1998, Pemerintah RI memberikannya gelar Pahlawan Nasional, dari berbagai sumber. (bpc4)