BERTUAHPOS.COM — Rupiah kemungkinan akan menghadapi tekanan besar dalam perdagangan pasar spot. Sentimen pasar memburuk setelah rilis data ekonomi Amerika Serikat yang menunjukkan perekonomian negara tersebut masih sangat kuat.
Dari laporan Bloomberg Technoz, Jumat, 26 Juli 2024, Indeks dolar AS stabil di 104,29 sejak kemarin. Namun, aset-aset di pasar emerging market mungkin akan terdampak oleh penurunan keyakinan terhadap pelonggaran moneter Federal Reserve pada akhir kuartal ini.
Rupiah offshore merosot ke level Rp16.300-an sejak penutupan bursa New York dini hari tadi, mengindikasikan pelemahan lebih lanjut pada rupiah spot hari ini.
Pada pembukaan pasar Asia pagi, beberapa mata uang Asia dibuka melemah. Won Korea turun 0,19% di awal transaksi, yuan offshore turun tipis 0,02%, dan ringgit melemah 0,06%. Sementara itu, baht Thailand masih stabil dengan kenaikan tipis 0,01%.
Di pasar swap, pelaku pasar menurunkan ekspektasi terhadap penurunan suku bunga acuan The Fed pada September, dengan probabilitasnya kini menjadi 87,7% dari sebelumnya 94%.
Data PDB Amerika Serikat yang dirilis tadi malam mengejutkan pasar. Perekonomian Amerika Serikat tetap kuat pada kuartal II-2024 di tengah pengetatan moneter yang telah berlangsung lama.
Produk Domestik Bruto (PDB) AS tumbuh sebesar 2,8% secara tahunan setelah naik 1,4% pada periode sebelumnya. Pengeluaran pribadi, sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi, naik 2,3%, lebih tinggi dari perkiraan.
Indeks inflasi inti, core PCE Price Index, tercatat naik 2,9%, melambat dari kuartal sebelumnya namun masih melampaui perkiraan pasar. Meskipun pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibanding kuartal pertama, angka terakhir ini mencerminkan moderasi dibanding tahun sebelumnya.***