BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Kepala Bursa Efek Indonesia [BEI] Emon Sulaeman mengatakan fenomena digital memang sangat rawan terhadap tawaran investasi bodong termasuk di pasar modal.
“Sebetulnya, dengan fenomena digital ini memang sedang marak sekali tawaran investasi bodong. Oleh sebab itu masyarakat atau para investor saham di daerah sebaiknya lebih waspada terhadap tawaran-tawaran yang menggiurkan,” katanya dalam diskusi virtual, Jumat, 11 Desember 2020 di Pekanbaru.
Emon mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan BEI di daerah, dalam rangka membentengan terhadap para investor dan calon investor, yakni memberikan literasi.
“[Soal investasi bodong] Juga kami sentuh dalam setiap kegiatan yang kami lakukan,” ungkapnya.
Pengetahuan paling sederhana yang bisa dibekali kepada masyarakat di daerah, terutama terhadap para investor pasar modal, bahwasannya tidak ada setoran tunai/cash di pasar modal dan untuk setor/transfer uang ditujukan ke rekening khusus untuk transaksi di pasar modal yang disebut rekening dana nasabah a.n nasabah, jadi transfer ke rekening si investor sendiri.
“Selebihnya dilakukan non tunai. Kalau ada yang meminta uang kes, apalagi ditransaksikan untuk rekening bukan rekening atas nama pribadi, itu dapat dipastikan bodong,” kata Emon.
“Jadi memang harus hati-hati kalau mau transfer ke rekening saham. Memang dengan kondisi di tengah pandemi seperti ini, kasus-kasus demikian sangat banyak terjadi,” sambungnya.
Menurut Head of Marketing PT Indo Premier Sekuritas Paramita Sari, di tengah kemudahan investasi saham yang sudah bisa dilakukan secara online berbasis aplikasi, para investor saham perlu mewaspadai berbagai modus penipuan.
“Modus penipuan yang mengincar investor saham juga semakin canggih dan beragam dengan sasaran investor baru di daerah,” ungkapnya dalam keterangan resmi yang diterima Bertuahpos.com, Jumat, 11 Desember 2020.
Dia mengatakan, sasaran utama para penipu adalah membobol akun para investor. “Mereka akan mengincar username, pasword secure PIN termasuk data penting lainnya.”
“Padahal data-data ini bersifat sangat pribadi dan tak boleh diketahui oleh pihak lain. Kami [Indo Premier Sekuritas] bahkan tidak pernah meminta data-data itu karena memang sifatnya sangat pribadi,” ungkap Paramita.
Masalah lain, modus penipuan juga menduplikasi akun-akun resmi lainnya, seperti Instagram sekuritas termasuk akun sosial media Indo Premier yang juga pernah diduplikasi.
“Para penipu dengan akun IG palsu akan megincar korban dengan men-DM sobat IPOT yang baru follow @indopremier. Mereka bertindak seolah-olah ingin memberikan bantuan kepala sasarannya,” ungkapnya. (bpc2)