BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Masih banyak orang yang beranggapan bahwa asusransi adalah sesuatu yang menyulitkan dan membuat rugi. Stigma ini muncul setelah banyaknya kasus kesulitan klaim terhadap asusransi saat seseorang mengalami musibah.
Nah, dunia asuransi kini juga semakin gencar melakukan perbaikan, mulai dari perbaikan mekanisme, flesibelitas, pemanfaatan teknologi digital, dengan tujuan untuk memudahkan nasabah berasuransi.
Menurut Presiden Direktur PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) Indra Baruna, berasuransi bukan harus menunggu ada risiko (musibah) yang harus menimpa seseorang. Justru saat seseorang ditimpa kesulitan baru sadar akan asuransi, sebenarnya itu sebuah tindakan yang ketinggalan.
“Namun demikian, tidak ada kata terlambat bagi siapapun untuk menjamin dirinya dan aset yang mereka punya agar aman. Setiap dari kita harus mempersiapkan diri untuk perlindungan diri dan keluarga, karena risiko bisa terjadi kapan saja,” ungkapnya saat menjadi narasumber dalam diskusi Waktu Indonesia Berinvestasi (WIB) yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) Riau melalui akun Instagram live-nya, Kamis, 18 Juni 2020.
Indra Baruna mengatakan, perusahaan asuransi kini juga sudah memanfaatkan teknologi digital untuk memberi kemudahan dalam setiap keperluan masyarakat untuk berasuransi. “Bahkan semua aktivitas bisa dilakukan secara digital, mulai dari awal hingga proses klaim, juga bisa dilakukan secara digital,” ungkapnya.
Kepala BEI Perwakilan Riau, Emon Sulaeman, menilai berasuransi sejatinya sama dengan istilah pepatah “sedia payung sebelum hujan”. Setiap orang dalam melaksanakan aktivitas keseharian penuh dengan risiko. Tak kan ada yang peduli terhadap diri Anda selain kita sendiri.
“Oleh sebab itu, mengansuransikan diri termasuk aset juga penting. Sebab risiko yang akan dihadapi memang bervariasi, ringan atau berat. Orang biasanya tidak siap jika dihadapkan dengan risiko kehidupan yang berat. Berasuransi sama dengan berinvestasi untuk diri dan aset,” jelasnya. (bpc3)