BERTUAHPOS.COM — Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) mengalami penurunan pada perdagangan Rabu, 4 Desember 2024.
Di Bursa Malaysia, kontrak pengiriman Februari ditutup melemah 0,75% ke posisi MYR 5.037 per ton dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Dilansir dari Bloomberg Technoz, Kamis, 5 Desember 2024, penurunan harga CPO dipengaruhi oleh dinamika harga minyak nabati lainnya di pasar global.
Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade tercatat turun 1,23%, sementara minyak biji bunga matahari dan minyak rapeseed masing-masing melemah 0,42%.
Saat harga minyak nabati lainnya lebih murah, daya tarik CPO sebagai alternatif menjadi berkurang. Komoditas ini memang saling menggantikan di pasar global.
Selain itu, penguatan nilai tukar ringgit Malaysia terhadap dolar AS turut menekan harga CPO. Ringgit menguat 0,38% pada perdagangan kemarin, membuat CPO menjadi lebih mahal bagi investor asing yang menggunakan mata uang lain, sehingga menurunkan permintaan.
Analisis Teknikal Masih Ada Risiko Koreksi
Secara teknikal, CPO masih berada dalam zona bullish berdasarkan indikator Relative Strength Index (RSI) yang tercatat di 70,32. RSI di atas 50 menandakan tren bullish, tetapi angka di atas 70 juga mengindikasikan jenuh beli (overbought).
Indikator Stochastic RSI yang mencapai 90,12 semakin menguatkan sinyal overbought. Dengan kondisi ini, CPO berisiko mengalami koreksi dalam waktu dekat.
Support terdekat: MYR 5.007 per ton (Moving Average/MA-10). Jika tertembus, harga berpotensi turun ke MYR 4.688 per ton (MA-50).
Resisten terdekat: MYR 5.063 per ton. Jika mampu menembus level ini, harga CPO berpeluang naik ke MYR 5.127 per ton.
Penurunan harga CPO mencerminkan pengaruh dinamika global, termasuk fluktuasi harga minyak nabati lain dan apresiasi ringgit Malaysia. Meski berada dalam tren bullish, sinyal jenuh beli menandakan potensi koreksi harga dalam waktu dekat. Investor perlu mencermati level support dan resisten untuk mengantisipasi pergerakan berikutnya.***